#FF amplop kusam
Hai Hunny...
Surat darimu baru sampai malam tadi. Mungkin kita adalah sepasang kekasih konvensional yang tak tau waktu. Ah, tapi biarlah. Bukankah itu unik, Hunny?
Hunny, kurasa kau tau bagaimana senangnya aku menerima surat bersampul coklat sedikit lusuh darimu. Aku yakin kau selalu mengerti bagaimana ekspresiku jika suratmu sampai di tanganku. Aku mengecupnya terus bahkan pernah sampai pagi. Aku masih ingat ketika hal itu aku ceritakan padamu. Kau tertawa tak hentinya. Tawamu renyah. Mata bulatmu menyipit. Aku menyukai itu. Menyukai setiap jengkal hal yang kau lakukan.
Aku masih ingat, saat kau tertawa sejenak. Lalu marah. Karena aku melukaimu melalui kataku yang kurasa konyol. Tapi tidak bagimu. Maaf, Hunny, mungkin aku keterlaluan. Aku hanya didera rasa takut kehilanganmu yang berlebihan. Sehingga aku ingin kau terus tertawa di sisiku. Tujuannya satu, membuatmu terus ada dan tak sampai bosan denganku.
Hunny, ada apa denganmu? Ada apa dengan cintamu? Mengapa amplop surat cinta kita tak lagi coklat sedikit lusuh seperti biasa kita menggunakan kertas daur ulang? Mengapa ia coklat kusam?
Hunny, kemarilah, Sayang. Mendekat padaku. Kau meragu padaku? Apa yang kau ragukan, hm? Kau sudah bosan bersurat padaku? Mari sini, duduk di sampingku. Kita berbincang tak usai. Hingga pagi menjelma kalau perlu. Katakan padaku, Hunny. Sekusam apakah hatimu hingga amplop surat cinta kita tak lagi lusuh oleh debu jalanan yang ikut tertempel saat dihantar tukang pos?
Aku membukanya perlahan. Ketika aku sadar, tanyaku tak mungkin kau jawab saat ini juga. Dengan segumpal harapan, semoga kabar baik selalu menyertaimu, Hunny. Semoga kau selalu ternaungi awan kebijakan yang teriring di setiap langkahmu. Semoga kau selalu...
"Bee, aku hamil, maafkan aku."
Sampai aku tak mengerti arti kata yang kau ucapkan dalam suratmu. Kita belum pernah bercumbu. Berpagutan. Berkelindan. Tenggelam. Lalu bangkit. Bahkan aku tak pernah menyentuhmu se-inchipun. Bagaimana bisa, Hunny? Bagaimana bisa kau membodohiku? Bagaimana bisa kau...
"Aku diperkosa kawanan pemuda desa saat mengantar surat cinta untukmu yang lalu ke kantor pos."
Dan, akupun limbung.
Comments