Kuliner: Kurma Salak
Berawal dari banyaknya buah salak yang membusuk karena over produced, seorang wanita berinisiatif untuk memanfaatkannya.
Ide itu sederhana saja. Hanya ingin memanfaatkan produksi buah salak yang berlebih dan biasa membusuk begitu saja (berkaitan dengan hukum ekonomi dan kesetimbangan alam), Sania --wanita itu-- mulai membuat dodol salak dengan memberdayakan petani salak di dekat rumahnya, Morkolak, Kramat, Bangkalan. Sayangnya, produksi dodol salak tak semulus dugaanya. Hasil penjualan yang dinilai masih terlalu rendah membuat Sania memutar otak untuk dapat menghasilkan bentuk lain yang bisa memanfaatkan salak.
Akhirnya, tercetuslah ide pembuatan Kurma Salak. Cara pembuatan Kurma Salak ini cenderung mudah, yakni dengan merebus salak yang telah dikupas sekaligus bijinya, ditambahkan gula, lalu dioven. Sehingga jangan heran jika saat mencicipinya ditemukan biji di dalamnya (kalau saya, awal mengkonsumsi heran betul :p). Tanpa disangka, produksi Kurma Salak banyak diminati meski belum meluas betul. Meski begitu, Kurma Salak sudah dinobatkan sebagai jajanan khas Bangkalan, Madura.
Biasanya, Kurma Salak dikemas dalam bentuk kotak dan dibanderol seharga Rp 12.500 (perharga pusat oleh-oleh Nusa Indah jalan KH. Moh. Kholil 105, Bangkalan). Kini, tak hanya Kurma Salak, Sania juga menciptakan Kismis Salak dan Sirup Salak. Berikut potret Kurma Salak dan Keripik Singkong khas Madura (bercita rasa asin dan gurih) hasil jepretan ponsel. Untuk bentuk rupa kemasan, saya lupa memotret dan baru ingat ketika kemasan sudah dibuang (malah curcol :p).
(berbagai sumber)

Comments