Mawar Kering
Selamat sore, Sayang. Apa kabarmu?
Kau tahu, sudah berapa kali aku melemarkan pertanyaan serupa dan kamu tetap bergeming? Tapi aku tak lelah, apalagi patah semangat saat orang terdekatku bahkan menyuruhlu untuk menjauhimu.
Kau tahu, Sayang, mereka hanya tidak bisa menerima bakti dan cintaku padamu. Cinta sejati. Cinta sampai mati. Kau tahu itu, kan, Sayang? Dan sore ini aku pun masih sama, datang dengan sekuntum mawar kesukaanmu, berbalut senyum, datang menemuimu.
Kau sudah makan siang? Bagaimana rasanya, enak?
Lalu, pagi tadi, apa saja yang kamu lakukan? Bersama siapa? Senang?
Ah, Sayang, kau masih sama. Lihatlah, di sini aku menemuimu dengan cumbu rayu tapi kau tetap saja, bergeming, tak menggubrisku sama sekali. Meski ada rasa tercabik tak beraturan, pesanku, semoga kau bahagia selalu. Oh, iya, sekuntum mawar yang kubawa kini kuletakkan di sebelah mawar-mawar lalu. Tepat di atas pusaramu. Semoga kau senang juga tenang, Sayang.
Comments