Trip: Festival Kerapan Sapi 2012
Apa yang Anda ketahui tentang kerapan (karapan) sapi (Bull Race)? Balapan sapi? Perlombaan antar sapi? Betul.
Diselenggarakan pada (21/10) kerapan sapi tahun ini digelar di Lapangan Kerapan Sapi RBH. Moh. Noer, Bangkalan yang dibuka oleh Tari Kerapan Sapi dan sambutan Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, serta Bupati Madura.
Bersama dengan plurker Surabaya-Madura, saya menyaksikan Festival Kerapan Sapi yang memperebutkan Piala Presiden tahun 2012. Festival ini diselenggarakan rutin pertahun setiap bulan Oktober di Pamekasan bersamaan dengan pagelaran seni dan pentas sapi model (sapi sonok) sehari sebelum kerapan sapi digelar; biasa disebut semalam di Madura.
Hanya saja tahun ini tidak sama. Paket pagelaran seni, kontes sapi cantik, dan kerapan sapi diadakan di tempat yang berbeda, yakni pagelaran seni dan sapi sonok di Sampang dan kerapan sapi di Bangkalan. Selain tempat yang berbeda, Gubernur Jawa Timur (Pakde Karwo) juga memberikan peraturan baru bagi penyelenggaraan festival.
Jika tahun-tahun sebelumnya kerapan sapi diadakan dengan menggunakan papan berpaku, bercemeti, dan pecut yang dipukulkan pada pantat sapi (percaya bahwa hal ini membuat pantat sapi berdarah-darah :() agar sapi bisa berlari kencang, maka tahun ini tidak lagi. Peraturan yang diturunkan oleh Gubernur melarang adanya kekerasan pada hewan (dalam hal ini kerapan sapi). Akibatnya, festival kerapan sapi tahun ini digelar tanpa alat pemicu lari apapun, kecuali ekor yang ditarik sesuai pantauan saya (sama aja sih :/).
Sebelum bertanding, peserta (sapi) diarak ke arah tenda-tenda dengan musik-musik yang berbeda antar satu grup dengan grup yang lain. Setelahnya, sapi dan pengiring (penari) berdiri di dekat tenda--sapi dipajang, penari menari, disawer.
Bentuk dari kerapan sapi ini yakni dua sapi yang disatukan dengan bambu dan dilengkapi dengan joki yang biasanya adalah anak-anak seusia SD. Lalu sepasang sapi ini diuji kecepatan berlarinya dengan sepasang sapi yang lain. Menurut catatan, kecepatan lari sapi tak lebih dari 9 detik untuk jarak tempuh +/- 140 meter (kalau nggak salah dengar, ya). Catatan kecepatan lari sapi ini berani diadu dengan pelari tercepat Sea Games yang mencetak angka 9,45 detik. Sapi banding manusia! :))
Saat pertandingan berlangsung, jangan pikir bahwa sapi-sapi ini mudah diatur. Buktinya, beberapa kontestan bahkan mogok, nggak mau bertanding, yang membuat hanya satu kontestan saja yang mau lari :)). Bisa dibayangkan betapa susahnya mengatur hewan. Analoginya, kalau hewan yang tanpa akal susah diatur, kenapa kadang manusia demikian? :))
Berikut ini beberapa dokumentasi dari kamera poket milik Roni dan ponsel saya.




Diselenggarakan pada (21/10) kerapan sapi tahun ini digelar di Lapangan Kerapan Sapi RBH. Moh. Noer, Bangkalan yang dibuka oleh Tari Kerapan Sapi dan sambutan Wakil Gubernur Jawa Timur, Gus Ipul, serta Bupati Madura.
Bersama dengan plurker Surabaya-Madura, saya menyaksikan Festival Kerapan Sapi yang memperebutkan Piala Presiden tahun 2012. Festival ini diselenggarakan rutin pertahun setiap bulan Oktober di Pamekasan bersamaan dengan pagelaran seni dan pentas sapi model (sapi sonok) sehari sebelum kerapan sapi digelar; biasa disebut semalam di Madura.
Hanya saja tahun ini tidak sama. Paket pagelaran seni, kontes sapi cantik, dan kerapan sapi diadakan di tempat yang berbeda, yakni pagelaran seni dan sapi sonok di Sampang dan kerapan sapi di Bangkalan. Selain tempat yang berbeda, Gubernur Jawa Timur (Pakde Karwo) juga memberikan peraturan baru bagi penyelenggaraan festival.
Jika tahun-tahun sebelumnya kerapan sapi diadakan dengan menggunakan papan berpaku, bercemeti, dan pecut yang dipukulkan pada pantat sapi (percaya bahwa hal ini membuat pantat sapi berdarah-darah :() agar sapi bisa berlari kencang, maka tahun ini tidak lagi. Peraturan yang diturunkan oleh Gubernur melarang adanya kekerasan pada hewan (dalam hal ini kerapan sapi). Akibatnya, festival kerapan sapi tahun ini digelar tanpa alat pemicu lari apapun, kecuali ekor yang ditarik sesuai pantauan saya (sama aja sih :/).
Sebelum bertanding, peserta (sapi) diarak ke arah tenda-tenda dengan musik-musik yang berbeda antar satu grup dengan grup yang lain. Setelahnya, sapi dan pengiring (penari) berdiri di dekat tenda--sapi dipajang, penari menari, disawer.
Bentuk dari kerapan sapi ini yakni dua sapi yang disatukan dengan bambu dan dilengkapi dengan joki yang biasanya adalah anak-anak seusia SD. Lalu sepasang sapi ini diuji kecepatan berlarinya dengan sepasang sapi yang lain. Menurut catatan, kecepatan lari sapi tak lebih dari 9 detik untuk jarak tempuh +/- 140 meter (kalau nggak salah dengar, ya). Catatan kecepatan lari sapi ini berani diadu dengan pelari tercepat Sea Games yang mencetak angka 9,45 detik. Sapi banding manusia! :))
Saat pertandingan berlangsung, jangan pikir bahwa sapi-sapi ini mudah diatur. Buktinya, beberapa kontestan bahkan mogok, nggak mau bertanding, yang membuat hanya satu kontestan saja yang mau lari :)). Bisa dibayangkan betapa susahnya mengatur hewan. Analoginya, kalau hewan yang tanpa akal susah diatur, kenapa kadang manusia demikian? :))
Berikut ini beberapa dokumentasi dari kamera poket milik Roni dan ponsel saya.




Comments