Trip: Masjid Syaikhona Kholil
Dari Lapangan Kerapan Sapi RBH. Moh. Noer, kami beranjak ke toko oleh-oleh Nusa Indah untuk membeli, yaah, oleh-oleh, apalagi? :p
Nah, berhubung bayang-bayang benda sudah tergelincir dari benda itu sendiri, maka dari Nusa Indah kami lantas salat zuhur ke salah satu masjid yang masuk dalam kategori 100 masjid indah di Indonesia. Nama masjidnya, Masjid Syaikhona Kholil.
Mendengar nama masjid tersebut, mungkin sebagian besar dari kita tahu siapa di balik nama tersebut. Yes, beliau adalah KH. Muhammad Kholil yang tersohor lebih dari seratus tahun lalu. Beliau adalah ulama yang penuh kharisma dan merupakan guru dari kiai-kiai besar di Pulau Jawa, salah satu muridnya adalah kakek dari mantan Presiden Gus Dur sekaligus pendiri ormas Nahdhatul Ulama, KH. Hasyim Asyari.
Selama hidupnya, kiai Kholil (begitu nama beliau akrab disebut) banyak mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan merupakan salah satu wali Allah (penentuan wali tidaknya seseorang biasanya yang 'setara' yang lebih tahu ditandai dengan bermacam ciri, wallahu a'lam).
Meninggal pada tahun 1925, makam kiai Kholil terletak di Desa Martajesa, Kel. Demangan Kab. Bangkalan, Madura. Seiring tahun, masjid Syaikhona Kholil ini dibangun dan diperbaiki kembali pada tahun 2006 untuk menampung kapasitas jamaah dan peziarah yang lebih banyak, yakni sekitar 6.000 jamaah (berbagai sumber).
Dibangun dengan arsitektur megah, masjid ini tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan yang ingin berziarah ke makam kiai Kholil yang terletak di dekat masjid. Untuk melengkapi kebutuhan peziarah, tepat di depan masjid terdapat pertokoan yang dibangun dengan gaya Timur Tengah, lengkap dengan pohon palem yang semakin memperkuat khas daerah gurun pasir.
Berikut ini penampakan Masjid Syaikhona Kholil dari kamera ponsel Nuri dan ponsel saya.




Nah, berhubung bayang-bayang benda sudah tergelincir dari benda itu sendiri, maka dari Nusa Indah kami lantas salat zuhur ke salah satu masjid yang masuk dalam kategori 100 masjid indah di Indonesia. Nama masjidnya, Masjid Syaikhona Kholil.
Mendengar nama masjid tersebut, mungkin sebagian besar dari kita tahu siapa di balik nama tersebut. Yes, beliau adalah KH. Muhammad Kholil yang tersohor lebih dari seratus tahun lalu. Beliau adalah ulama yang penuh kharisma dan merupakan guru dari kiai-kiai besar di Pulau Jawa, salah satu muridnya adalah kakek dari mantan Presiden Gus Dur sekaligus pendiri ormas Nahdhatul Ulama, KH. Hasyim Asyari.
Selama hidupnya, kiai Kholil (begitu nama beliau akrab disebut) banyak mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan merupakan salah satu wali Allah (penentuan wali tidaknya seseorang biasanya yang 'setara' yang lebih tahu ditandai dengan bermacam ciri, wallahu a'lam).
Meninggal pada tahun 1925, makam kiai Kholil terletak di Desa Martajesa, Kel. Demangan Kab. Bangkalan, Madura. Seiring tahun, masjid Syaikhona Kholil ini dibangun dan diperbaiki kembali pada tahun 2006 untuk menampung kapasitas jamaah dan peziarah yang lebih banyak, yakni sekitar 6.000 jamaah (berbagai sumber).
Dibangun dengan arsitektur megah, masjid ini tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan yang ingin berziarah ke makam kiai Kholil yang terletak di dekat masjid. Untuk melengkapi kebutuhan peziarah, tepat di depan masjid terdapat pertokoan yang dibangun dengan gaya Timur Tengah, lengkap dengan pohon palem yang semakin memperkuat khas daerah gurun pasir.
Berikut ini penampakan Masjid Syaikhona Kholil dari kamera ponsel Nuri dan ponsel saya.




Comments