City Tour: Taman Hiburan Remaja (Rakyat)
Ini jalan-jalan dadakan yang sebenarnya malas pangkat lima buat ikut. Tapi, berhubung acara jalan-jalan ke luar kota yang udah direncanain keluarga selama long weekend kugagalkan, jadi aku merasa bertanggungjawab buat ngajak muter-muter dalam kota kemanaaa gitu, sebagai gantinya. Meski begitu masuk mobil langsung menggelepar, tidur. Akhirnya, kuusulkan buat ke THR (Taman Hiburan Remaja).
Terletak di jalan Kusuma Bangsa 112-114 Surabaya, kehadiran THR ini mestinya membanggakan kota. Bayangpun, THR berdiri jauh sebelum Jatim Park dan kawan-kawan ada. Bisa dibilang, THR adalah arena bermain favorit di era 90-an selain wahana bermain Delta Plasa lt. 5. Sayangnya, menurut pantauanku *pret* banyak kekurangan yang ada di THR dan membuat wisata ini sepi pengunjung. Paling ramai hanya pas weekend atau ada acara lomba antar sekolah saja, pengunjungnya pada lari ke Batu. Ini ciyus, karena aku pernah mengalami :p.
Kekurangan-kekurangan itu mestinya dibenahi ya. Misalkan keberadaan tempat sampah yang kayaknya cuma buat pajangan karena sampah masih bertebaran di mana-mana. Kehadiran mainan yang itu-itu saja *absolutely yes. Bayangpun dari aku SD mainannya masih sama dengan zaman aku udah lulus kuliah begini, meski ada mainan tambahan, tapi kurang greget* teruuus, panggung hiburan di THR ini cenderung mengarah ke dangdutan, bisa sih tapi sesekali coba ajak NOAH--yang lagi ngetren itu-- atau yang nyanyi Butiran Debu entah siapa namanya *brb ambil sapu. Zzz*
Sebagai solusi *ini menurutku* lihat pasar anak--muda Surabaya, seleranya apa. Wahana pemacu adrenalinkah? Atau yang lain? Kulihat, di THR ini wahananya cenderung ke anak-anak karena mainan untuk dewasanya cuman sebiji. Kalau memang dibuat untuk anak-anak mestinya namanya bukan THR *dipentungi wong kampung* masalah sampah, kudu diapain ya? Tempat sampah udah banyak, tapi pengunjungya nggak mau buang sampah di tempatnya, zzz.
Tapi, kelebihan dari THR ini, harga tiket masuk hemat di kantong. Mau masuk tanpa ikut main anak-anak dan dewasa dihargai beda, masing-masing Rp 6.000 dan Rp 10.000. Kalau mau bermain, Anda bisa membeli tiket di loket yang tersedia di dalam. Harga yang ditawarkan pun beragam. Mulai Rp 20.000 (4 permainan) hingga Rp 50.000 (13 permainan plus tiket masuk). Dari harga yang ditawarkan ini tentu saja hemat bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Bayangpun, ikut masuk saja cuma bayar Rp 10.000. Beda dengan manajemen wahana bermain di Batu yang permasuk dihargai sama (meski harga ini sebanding dengan fasilitasnya).
Di sini, Anda bisa menemukan aneka wahana permainan anak *sumpe ini buat anak-anak dominannya* mulai dari bom-bom car, mini boat, aladin, dragon, dsb. Kalau mau ajak anak ke rumah hantu, silakan saja. Aku sih nggak berani *ternyata cemen :))))* nggak cuma aneka wahana permainan, Anda juga bisa bersantai sejenak di kafetaria, musalla, atau berfoto ria bersama patung Snow White dan 7 kurcaci. Oh, iya, yang sedikit berbeda, panggung hiburan di THR beranak jadi 4. Padahal dulu zaman aku SD dan selalu ikut lomba samroh tingkat mana saja *lali pek :p* panggungnya cuma sebutir. Jadi ingat, kami bahkan dapat antrean nyanyi urutan terakhir, jam 11 malam :|.
Nah, namanya aja dadakan, jadinya semua serba mendadak. Termasuk dokumentasi yang nggak komplit dan apa adanya. Secara nyawa cuma separuh tjyiiin :))).










Terletak di jalan Kusuma Bangsa 112-114 Surabaya, kehadiran THR ini mestinya membanggakan kota. Bayangpun, THR berdiri jauh sebelum Jatim Park dan kawan-kawan ada. Bisa dibilang, THR adalah arena bermain favorit di era 90-an selain wahana bermain Delta Plasa lt. 5. Sayangnya, menurut pantauanku *pret* banyak kekurangan yang ada di THR dan membuat wisata ini sepi pengunjung. Paling ramai hanya pas weekend atau ada acara lomba antar sekolah saja, pengunjungnya pada lari ke Batu. Ini ciyus, karena aku pernah mengalami :p.
Kekurangan-kekurangan itu mestinya dibenahi ya. Misalkan keberadaan tempat sampah yang kayaknya cuma buat pajangan karena sampah masih bertebaran di mana-mana. Kehadiran mainan yang itu-itu saja *absolutely yes. Bayangpun dari aku SD mainannya masih sama dengan zaman aku udah lulus kuliah begini, meski ada mainan tambahan, tapi kurang greget* teruuus, panggung hiburan di THR ini cenderung mengarah ke dangdutan, bisa sih tapi sesekali coba ajak NOAH--yang lagi ngetren itu-- atau yang nyanyi Butiran Debu entah siapa namanya *brb ambil sapu. Zzz*
Sebagai solusi *ini menurutku* lihat pasar anak--muda Surabaya, seleranya apa. Wahana pemacu adrenalinkah? Atau yang lain? Kulihat, di THR ini wahananya cenderung ke anak-anak karena mainan untuk dewasanya cuman sebiji. Kalau memang dibuat untuk anak-anak mestinya namanya bukan THR *dipentungi wong kampung* masalah sampah, kudu diapain ya? Tempat sampah udah banyak, tapi pengunjungya nggak mau buang sampah di tempatnya, zzz.
Tapi, kelebihan dari THR ini, harga tiket masuk hemat di kantong. Mau masuk tanpa ikut main anak-anak dan dewasa dihargai beda, masing-masing Rp 6.000 dan Rp 10.000. Kalau mau bermain, Anda bisa membeli tiket di loket yang tersedia di dalam. Harga yang ditawarkan pun beragam. Mulai Rp 20.000 (4 permainan) hingga Rp 50.000 (13 permainan plus tiket masuk). Dari harga yang ditawarkan ini tentu saja hemat bagi warga Surabaya dan sekitarnya. Bayangpun, ikut masuk saja cuma bayar Rp 10.000. Beda dengan manajemen wahana bermain di Batu yang permasuk dihargai sama (meski harga ini sebanding dengan fasilitasnya).
Di sini, Anda bisa menemukan aneka wahana permainan anak *sumpe ini buat anak-anak dominannya* mulai dari bom-bom car, mini boat, aladin, dragon, dsb. Kalau mau ajak anak ke rumah hantu, silakan saja. Aku sih nggak berani *ternyata cemen :))))* nggak cuma aneka wahana permainan, Anda juga bisa bersantai sejenak di kafetaria, musalla, atau berfoto ria bersama patung Snow White dan 7 kurcaci. Oh, iya, yang sedikit berbeda, panggung hiburan di THR beranak jadi 4. Padahal dulu zaman aku SD dan selalu ikut lomba samroh tingkat mana saja *lali pek :p* panggungnya cuma sebutir. Jadi ingat, kami bahkan dapat antrean nyanyi urutan terakhir, jam 11 malam :|.
Nah, namanya aja dadakan, jadinya semua serba mendadak. Termasuk dokumentasi yang nggak komplit dan apa adanya. Secara nyawa cuma separuh tjyiiin :))).










Comments