Kejutan
Aku menghela napas tidak percaya, membayangkan kilasan kejadian beberapa menit lalu yang masih melekat kuat di rona abuku.
Kemarilah, Tuhan telah memberimu pemilik satu rusuk yang hilang.
Apa maksudnya dia berkata demikian?
Aku mengerjap-ngerjapkan mata cepat, menghapus bulir yang menyusup tiba-tiba seiring hentakan irama jantung yang kian tak beraturan.
Apalagi yang kau tunggu? Bukankah itu janjimu di perayaan hari jadimu, sejak dua tahun lalu?
Asta. Aku menggelengkan kepala kuat. Bagaimana mungkin? Aku yakin ini hanya sandiwara picisan yang nggak seharusnya terjadi.
Lelaki itu merogoh saku, mengeluarkan sebuah benda sedikit berkilau.
Aku sudah memutuskan untuk meminangmu, Rona. Tepat di hari ini, di usia 24, sesuai dengan apa yang kau impikan dua tahun lalu. Aku menyimpan kalimatmu.
Ah, Asta. Kenapa harus kamu? Lelaki yang kubisikkan diam-diam di tiap malam panjangku. Aku menutup mulut, diam tanpa banyak kata seraya menggerakkan kepala perlahan.
Comments