Posts

Showing posts from April, 2013

Enam

Jika aku boleh memilih, mungkin aku akan melabuhkan rasa pada orang yang belum pernah hadir dalam hidupku sebelumnya. Agar jika aku terlampau sakit pada sebelumnya, rasa itu tidak kembali menusuk, menggores luka. Tapi sayangnya, aku tidak bisa mengelak takdir Tuhan. Takdir yang justru mempertemukan kami pada waktu yang kurasa kurang tepat. Pada tempat yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Pada kejadian yang sungguh di luar kehendakku. *** Aku mengaduk-aduk gelas espresso dengan sendok mungil sementara pikiranku terus menerawang. Ada yang salah dengan kejadian beberapa hari ini. Ada yang timpang. Ada yang tidak seharusnya terjadi. Dan itu... Kehadirannya. Beberapa kali aku membuang napas sekenaknya. Mengacuhkan siapa saja atau apa saja yang mampir dalam realita. Masyuk dengan pikiran tak pasti yang melaju kencang, mengupas memori satu persatu. Kenapa harus terjadi, sih? "Unbelievable," desisku sambil menatap cangkir kopi lesu, mengetuknya perlahan dan berulang dengan s

Lima

“Semalam aku mimpi dia!” aku mendorong pintu kedai kopi langganan keras, membuat beberapa pengunjung kedai menatapku. Tanpa memedulikan beberapa pasang mata memandangku aneh, langkahku berhenti di meja favorit dengan seorang lelaki menunggu, Yayan. Samar aku melihat dia melirikku datar. Aku melempar tas di sofa krem tepat di hadapannya dan duduk bersandar dengan cuek. “Bayangkan, Yan. Dia telepon aku, kami tertawa, kami bercerita banyak hal. Dan itu... amazing sekali! Seolah kami nggak ada celah sama sekali. Seolah nggak pernah ada kejadian...,” aku berhenti sejenak, menelan ludah, “penolakan itu.” Sedikit kelu lidahku mengatakan kata terakhir. Diakui atau tidak, penolakan olehnya beberapa waktu lalu masih begitu membekas, sangat bahkan. Meski menyisakan sedikit luka menganga, tapi berpikir logis adalah cara jitu untuk menyembuhkan borok. Tapi itu sulit. Yayan mengangkat kepala, membenarkan letak duduknya. Aku melempar senyum kecut, mengangkat bahu. “Tapi aku menikmatinya, Ya