Posts

Showing posts from July, 2013

FF: Tanpa Kata

Namanya Noer Sam. Aku memanggilnya Sam. Diakui atau tidak, pertama kali aku mengenalnya, aku sudah tertarik dengan tampilan fisiknya. Kurus, tinggi, rambut ikal sedikit panjang, sorot mata tajam dipadukan dengan alis tebal, membuat wanita yang menatapnya pasti langsung terbuai. Belum lagi hidung mancung dan lesung pipi yang hanya tampak di pipi kanan. Cinta fisik yang membuai. Sisi fisik lain Sam yang menarik adalah tangan dan jemarinya. Dulu, kukira ada yang aneh dengan tangan lelaki berumur dua puluh delapan tahun itu. Lentik dan gemulai. Tapi aku akhirnya tahu siapa dia sebenarnya, setelah melihat langsung apa yang menjadi pekerjaan sehari-harinya. Dia seorang pelukis dengan aliran surealis. Ya, dia pelukis. Sehari-harinya melukis. Sama halnya dengan pelukis lain, Sam selalu cuek dan diam saat melukis. Hahaha, ya tentunya begitu. Memangnya selama ini ada pelukis yang banyak omong saat melukis? Jarang. Jujur saja, saat bertandang ke rumahnya yang dibentuk sekaligus menjadi galeri

FF: Rona Rona

Rona mengambil handuk yang tersampir di kursi makan, mengelap wajahnya yang basah oleh air. Hari yang cukup melelahkan. Sambil menepuk-nepuk wajahnya dengan handuk, pikirannya melesat ke ringkasan aktivitas yang dilakoninya sejak pagi hari. Bangun tidur, malas-malasan, curhat-curhatan, mandi, sarapan, hang out sama Aji yang ujung-ujungnya dicurhatin juga, dan pulang malam. Kalau ditotal, sehari penuh hari liburnya dihabiskan bersama sahabat tampannya itu. Kedua pundaknya dinaikkan, menghela napas. Bersahabat dengan Aji selalu memberi cerita tersendiri. Susah, senang, lupa, kebodohan, pertemanan, persaudaraan, pertengkaran, semua dijalani bersama. Bahkan, hal-hal konyol yang remeh sekalipun. Setidaknya, satu kalimat yang ada di pikiran Rona, bersahabat dengan Aji selalu menyenangkan, menentramkan. Tapi, jika Aji jatuh cinta dengan wanita lain, apakah persahabatan masih akan menyenangkan? Seulas senyum disunggingkan Rona seiring dengan gelengan kecil. “Kenapa aku harus bersusa

Short Trip: Pantai Bajul Mati

Image
Perjalanan mengajarkanmu arti dari sebuah proses. Pintu gerbang Bajul Mati. Beberapa hari lalu Malang Selatan gempa. Kejadian ini tentu mengingatkan saya pada dua minggu terakhir, di mana posisi saya saat itu berada di lokasi gempa tersebut, Bajul Mati. Wilayah Bajul Mati sendiri merupakan wilayah pesisir yang memang merupakan daerah rawan gempa dan tsunami. Letaknya sama dengan Pantai Tamban dan Pantai Goa Cina , berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Tapi, diakui atau tidak, perjalanan dua minggu lalu adalah mengesankan. Menikmati keindahan karakteristik tiga pantai yang berbeda, tapi masih dalam satu garis bujur. Pantai Bajul Mati adalah pantai terakhir sebelum kami memutuskan untuk pulang. Terletak bersisian dengan Pantai Goa Cina , jarak Pantai Bajul Mati tidak begitu jauh. Karena Pantai Bajul Mati terletak tepat di balik bukit yang memisahkan dengan Pantai Goa Cina . Malah, saking dekatnya, bisa ditempuh dalam kurun waktu 5 menit saja. Dekatnya jarak ini memb

Short Trip: Pantai Goa Cina

Image
Berjalanlah sejauh kamu mampu, tapi jangan lupa untuk kembali. Selamat datang di Pantai wisata Goa Cina. Pantai Goa Cina. Saya tidak pernah tahu tempat ini sebelumnya, hanya sering mendengar. Maklum, saya anak rumahan yang hanya bepergian dengan keluarga—dulunya. Menjelajah wilayah pesisir pantai Selatan Malang membuat saya antusias. Masuk dalam kategori short trip , karena saya berjalan dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Yes , I know, everything happen for a reason, include this pretty short trip. What kinda reason? Perjalanan menuju Pantai Goa Cina dari Pantai Tamban tidaklah jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar kurang dari 15 menit kalau ngebut di jalanan yang super lengang dan mulus. Tapi jangan salah, dari jalan utama menuju Pantai Goa Cina dijamin menghancurkan pantat. Ini serius, jalanan makadam penuh batu bercampur lumpur. Bisa dibayangkan bagaimana bentuknya, kan? Kalau nggak menjaga keseimbangan, kepleset. Kalau pelan-pelan, beban jadi terasa lebih berat

Short Trip: Pantai Tamban

Image
Pantai Tamban Indah. Memiliki jatah libur sehari membuat saya berpikir sebisa mungkin meluangkan waktu untuk jalan-jalan. Minggu lalu, dengan rencana yang sudah disusun satu bulan sebelumnya, saya akhirnya berangkat untuk jalan-jalan, short trip . Malang tetap menjadi tujuan wisata utama karena aksesnya yang mudah dan partner travelling nya yang ready stock #eh :p. Sebenarnya, saya berniat untuk ke Pulau Sempu, tapi karena satu kendala, tujuan pun dialihkan ke tiga pantai yang ada di Malang Selatan. Kata Malang Selatan langsung tergambar di pikiran sebagai daerah Kabupaten Malang yang terpencil, jauh dari peradaban, susah sinyal, dan melelahkan *ditimpuk warga Malang :p*. Tapi karena saya penasaran dengan pantai-pantainya, bolehlah dicoba perjalanannya.  Toh , apa yang ada di pikiran belum tentu sesuai dengan kenyataannya, kan? *haha, gaya banget!* Partner perjalanan kali ini sama dengan saat trip ke Bromo bulan lalu, Har. Seperti sebelumnya, Kamis malam sepulang kerj

Kuliner: Lontong Balap Rajawali

Image
Lontong Balap. Mendengar namanya, mungkin di antara kalian sudah bisa menebak bahwa itu adalah makanan legendaris asal Kota Pahlawan. Iya, betul sekali, Lontong Balap adalah makanan khas kota Surabaya. Menurut asal muasal, penamaan Lontong Balap didasarkan pada penjual lontong cambah (kecambah, Red) yang dipikul sambil setengah berlari karena membawa beban terlalu berat. Sehingga jalannya pun tampak seperti orang tengah balapan. Ya, who knows ? Komposisi Lontong Balap sendiri pun tampak sederhana. Yakni, irisan lontong, kecambah rebus, kuah, potongan tahu, dan lentho. Yang membuat Lontong Balap ini nikmat adalah racikan bumbunya. Di mana bumbu terdiri atas petis (hasil fermentasi) ikan atau udang, cabe sesuai selera, dan bawang goreng. Ada beberapa tempat yang pembuatan petisnya diulek di piring alias perpiring perporsi petis, ada juga yang petisnya sudah jadi. Jadi, hanya akan ditambahkan di piring. Umumnya, opsi kedualah yang dipilih pedagang. Sebagai makanan khas kota berla