Short Trip: Pantai Goa Cina
Pantai Goa Cina. Saya tidak pernah tahu tempat ini
sebelumnya, hanya sering mendengar. Maklum, saya anak rumahan yang hanya
bepergian dengan keluarga—dulunya. Menjelajah wilayah pesisir pantai Selatan
Malang membuat saya antusias. Masuk dalam kategori short trip, karena
saya berjalan dalam kurun waktu kurang dari satu hari. Yes, I know, everything
happen for a reason, include this pretty short trip. What kinda reason?
Perjalanan menuju Pantai Goa Cina dari Pantai Tamban tidaklah
jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar kurang dari 15 menit kalau ngebut di
jalanan yang super lengang dan mulus. Tapi jangan salah, dari jalan utama
menuju Pantai Goa Cina dijamin menghancurkan pantat. Ini serius, jalanan
makadam penuh batu bercampur lumpur. Bisa dibayangkan bagaimana bentuknya, kan?
Kalau nggak menjaga keseimbangan, kepleset. Kalau pelan-pelan, beban jadi
terasa lebih berat. Kalau terlalu kencang dan cepat, bisa jatuh. Hahaha, lebay ya? :p.
Well, perjalanan dari jalan utama menuju Pantai Goa
Cina ada sekitar 15 menit dengan kecepatan sedang menyesuaikan kondisi pantat *ini
kenapa bahasannya pantat melulu, deh? =))* di tepi jalan, ada beberapa rumah
penduduk yang menjual buah semangka yang aduhai sekali, kayaknya. Secara saat
kami hampir sampai, jam sudah menunjukkan pukul 10.30, panas. Kami sempat
tergoda, tapi langsung cerdas berpikir, kalau beli, mau dibelah pakai apa? Kalau
minta dibelah sekalian, apa sanggup menghabiskan semangka berdua saja? Karena
otak cerdas kami mengatakan lebih baik jangan yasudlah, kami lanjutkan
perjalanan :p.
Tidak banyak berbeda dengan Pantai Tamban, di Pantai Goa
Cina, tiket masuk dipatok perorang sebesar 5000 rupiah. Nominal ini sama dengan
parkir motor yang juga dihargai 5000 rupiah *langsung mikir, kayaknya di
Surabaya hanya di Hotel B yang menerapkan harga parkir motor tinggi :p*.
Loket pintu masuk.
Ada yang menggelitik saat kami tiba di Pantai Goa Cina. Jika
sebelumnya, saya merasa kurang puas dengan Pantai Tamban, maka kali ini saya
khawatir mendapatkan hal serupa, ke-ce-wa. Yaaah, mirip-mirip dengan
di-php-inlah *beda woooi! :p*. Tapi perasaan itu musnah seketika saat saya
melihat deburan ombak putih bersih dengan air laut yang biru pekat. Perpaduan eksotika
warna bukit yang hijau dipadukan dengan jernihnya air laut, putihnya pasir
pantai, cerahnya langit, dan arak-arakan awan, membuat saya berdecak kagum. Ini
mahakarya. Ini indah. Dan saya menyukainya.
Indah.
Teduh dan sejuk.
Dilarang mandi, kecek boleh. :p
Kontras.
Kontras. Yang membuat Pantai Goa Cina berbeda dengan PantaiTamban adalah rerimbunan pohon palm-palman yang ada di sekitar bibir pantai membuat teriknya siang terasa lebih menyejukkan. Belum lagi dengan beberapa tenda yang berdiri tidak jauh dari tempat kami berada, bikin pingin melungker, ngantuk :p. Jepret sana-jepret sini, rasanya saya benar-benar jatuh hati dengan pantai ini. Sayang, ombaknya cukup galak, nggakk lucu kalau saya terseret arus rasanya *bilang aja kalau cemen, Tiiiq =))*
Kenapa Goa Cina? Pertanyaan ini mendasar sekali. Sama halnya
dengan kejadian yang selalu punya alasan, pun nama. Kata Har, di sekitar
pantai, ada goa yang membuat pantai ini mendapat julukan Pantai Goa Cina. Karena
penasaran, kami pun berjalan menyusuri tepi pantai sebelah kanan (bayangkan
posisi kalau kita menghadap pantai) menuju goa yang dimaksud. Terus terang
saja, menyebut nama goa, saya sudah memiliki ketakutan tersendiri. Bukan apa-apa,
takut ada apa-apa. Halah, hahaha. Letak Goa Cina sendiri tidak jauh dari bibir
pantai. Dihiasi dengan payung kuning dengan aksen khas negeri Tirai Bambu, goa
ini terlihat memiliki jalur pendek—kayaknya :p. Di depan goa berada, ada satu
kisah atau alasan tentang penamaan Goa Cina sendiri. Alkisah, disebutkan
seorang pertapa asal Cina menghilang dan meninggalkan secarik kertas dengan tulisan
Hing Hook atau Goa Cina. Nah, sejak itulah pantai ini dinamakan Pantai
Goa Cina. Dari atas tebing sinilah, pemandangan di bibir pantai bisa dipotret. Keindahannya,
juga keasrian wilayah pesisir pantai. Meeeh, serius bikin pingin nyebur.
Keindahan laut di Pantai Goa Cina ini juga bisa dinikmati
sembari bersantai di warung makan yang tersedia. Atau kalau bermalam di lokasi
pantai, bisa sambil berteduh di tenda. Ah, iya, soal tenda ini, sebenarnya
cukup disayangkan bila keberadaannya ada di sekitar pantai, meski mungkin menyenangkan
dan melenakan pikiran. Karena bayangpun, saat saya beranjak dari melihat
sekitar pantai, ada sepasang kekasih—yang semoga saja mereka telah sah— tengah
berganti baju di tenda yang sama. Yaaa, bukan urusan saya memang, tapi itu mengganggu.
Overall, percaya atau enggak, di Pantai Goa Cina ini membuat kami betah berlama-lama sekali duduk sambil asal jepret sana-sini saking nggak tahannya membiarkan keindahan panoramanya dianggurin. Nggak percaya? Buktikan sendiri :D.
Goa Cina.
Pemandangan dari Goa Cina. Memukau.
Overall, percaya atau enggak, di Pantai Goa Cina ini membuat kami betah berlama-lama sekali duduk sambil asal jepret sana-sini saking nggak tahannya membiarkan keindahan panoramanya dianggurin. Nggak percaya? Buktikan sendiri :D.
Comments
ayoo jajal wisata pantai jogja :)