Workshop Seru Bareng Indonesia Travel

Hunting session taken by drone (foto: Barry Kusuma)

Tanggal 3-4 September lalu, saya mengikuti workshop fotografi, travel writing, dan sosial media yang digelar oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Indonesia Travel dan Dinas Pariwisata Kota Batu. Info yang saya dapat luar biasa dadakan. Ini berakibat pada pengajuan cuti yang juga dadakan ditambah nyaris ditahan oleh HRD saking mepetnya. Tapi, saya bersikukuh untuk ikut workshop tersebut. Selain karena butuh keluar dari rutinitas, saya penasaran dengan materi yang dipaparkan.

Workshop digelar di Kampoeng Kids, SMA Selamat Pagi Indonesia. Hari pertama workshop banyak kekacauan terjadi. Saya beberapa kali dibuat gondok gara-gara panitia nggak sinkron, nggak konsisten, nggak rapi, dan sembarangan.  Dari info yang saya dapat, workshop akan dimulai pukul 7 pagi tet. Nggak tahunya, orang Dinas Pariwisata Kota Batu molooor banget. Kenyataannya, workshop baru dimulai pukul 10.30 untungnya, sebelumnya kami disuguhi welcome dance dari siswa SMA Selamat Pagi Indonesia. Jadi nggak berasa keselnya bangun dan harus mandi pagi-pagi di udara dingin Kota Batu *dasarnya emang malas mandi :))*

Peserta workshop sebelum dimulai (foto: Indonesia Travel)

Workshop sesi pertama diisi oleh Mas Setiadi Darmawan, fotografer pro yang hobi keluar masuk hutan. Di awal sesi, saya cukup antusias. Sebabnya, saya tertarik buat belajar meski nggak punya kamera SLR yang bisa langsung dipakai untuk praktik. Namun, lama kelamaan saya bosan saking mentoknya nggak bisa mikirin fungsi masing-masing tombol dan tetek bengek sebuah kamera—yang tentu saja berbeda arti satu sama lain merk.

Sesi kedua, Mas Barry Kusuma mengisi worshop dengan tema travel foto blogger. Ini tema yang saya butuhkan. Ya, paling nggak, meski saya nggak jago nulis, apalagi motret, ada info yang bisa saya gali untuk bisa diaplikasikan. Sesi ini cukup menarik, terlebih dilakukan setelah makan siang. Jadi perut kenyang, hati riang:)).

Sebelumnya, saya nggak pernah kenal sama sekali dengan Mas Himawan. Dia pemateri ketiga yang namanya nggak sefamiliar Mas Kiat dan Mas Barry. Tapi ternyata, Mas Him adalah Editor in Chief Indonesia Travel. Materi yang dibawakan oleh Mas Him soal travel writer. Materinya ringan tapi mudah didebat. Apalagi menjelang workshop berakhir beberapa menit ada orang kedinasan yang mendebatnya. Lumayan menyegarkan. Saya paling suka sesi ini karena bikin mata melek:)).

Suasana workshop (foto: Indonesia Travel)

Pascaworkshop, kami kembali dihibur dengan tarian kolosal oleh siswa SMA Selamat Pagi Indonesia yang beneran keren. Saya sampai nggak konsen saking terpukaunya *loh?:))* lumayan lama tari kolosal yang disajikan. Sayang, kartu memori hasil motret asal di sesi ini korup. Alhamdulillah!

Penampilan tari kolosal sebagai penutupan workshop session (foto: Dian Rustya)

Workshop session memang hanya sehari. Hari kedua diisi dengan hunting session di Musium Angkut. Sebelumnya ke kebun bunga. Sayang bunganya nggak lagi ngembang *iyalah, orang kembangnya lagi ngetik ini =)))*. Di sini, kami molor dari jadwal awal yang direncanakan. Pokoknya, dua hari workshop molor teruslah ya waktunya. But, at least, semuanya terbayar kok. Materi dengan pemateri oke, teman baru, pengalaman, dan sajian tarian kolosal yang menghibur cukup worth it-lah ya untuk harga 100.000 rupiah—padahal di banner workshop ada tulisan gratis, tapi anggap saja amal, deh :D.


Sekarang, dampak dari workshop itu saya jadi pingin jalan-jalan lagi. Apalagi setelah nonton CD Wonderful Indonesia *mimisan*

Mas Him dan drone. Yang lain bengong :)) (foto: Dian Rustya)

Actionnya pakai drone. Cara pakainya belum bisa :)) (foto: Anak Magang UB)

No caption. Buka luka lama :p. (foto: Dian Rustya)

Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan