Posts

Showing posts from November, 2014

Akhirnya Masuk Koran-Jawa Pos, 27 November 2014

Image
Kamis pagi lalu, saat saya sedang sibuk berkemas untuk kuliah dan kerja pagi, ibu saya teriak-teriak kegirangan dari ruang tamu. Saya yang sedang sibuk mengecek perlengkapan tempur pun abai. Mendengar teriakan ibu sambil lalu. Namun, begitu ibu berkali-kali memanggil, saya pun beranjak dari kamar, turun menghampiri.  "Kamu masuk koran!" Eaaa. Kirain ada apa. Saya pun bertanya, "Gara-gara apa?" "Setahun lalu, ke Dieng sendirian." Owalaaah. Saya langsung ngakak. Ya, memang sih, itu cerita yang saya tulis dan kirim ke Jawa Pos. Solo backpacking ke Dieng. Sudah lama. November lalu saat saya sedang luar biasa bete dengan hati. Haha. Iya norak! Nggak nyangka, akhirnya tayang juga tulisannya. Sebenarnya, saya bukan mengejar merchandise atau apapun dari artikel perjalanan yang saya tulis. Dari awal saya melakukan solo backpacking, niat saya hanya satu; ayah tahu kalau anak gadis pertamanya ini sedang belajar mandiri. Jujur saja, sampai sebesar

Rujak Selingkuh, Kuliner Khas Sumenep

Image
Apa yang kalian pikirkan tentang selingkuh? Mendua atau nggak setia? Hmmm, kalau saya, sih, mikirnya begitu. Tapi, tahukah kalian kalau selingkuh bukan hanya dialami oleh manusia dan hewan--secara hewan nggak berakal, nggak ada hukumnya, selingkuh sama anak pun nggak dosa--? Di Sumenep, perselingkuhan dialami oleh makanan. Awal November lalu, saya mampir ke Sumenep untuk main-main. Salah satu hal yang wajib dilakukan saat jalan-jalan adalah mencicipi kuliner khasnya. Saya pun mencicipi kuliner yang bikin penasaran. Namanya, Rujak Selingkuh. Usai jalan-jalan, Minggu siang itu, tour guide kami mengantarkan untuk mencicipi makanan khas Sumenep di daerah Pejagalan, dekat alun-alun. Saya nggak tahu persis nama jalannya, karena memang dari awal perjalanan sampai akhir, saya susah mengingat nama-nama dan lajur jalannya. Katanya Ari--teman baru yang menjadi tour guide--tempat makan yang menjorok ke dalam gang itu legendaris. Kami--tepatnya saya--sih, manut saja. Keburu lapar. Ada tiga menu

Tepo Tahu, Kuliner Khas Magetan

Image
Mampir ke kabupaten kecil di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, Magetan, tidak ada salahnya jika mencicip kuliner khasnya. Namanya Tepo Tahu. September lalu, saat berkunjung ke sana, jajanan khas ini mampu membuat saya penasaran. Dari namanya, pastilah tidak jauh-jauh dari makanan olahan kedelai, tahu. Tapi, nama 'tepo' justru membuat saya bertanya, apa itu tepo? Ternyata, tepo adalah lontong! Iya lontong! Beras yang dimasak dalam daun pisang, dibentuk prisma--bukan lonjong seperti lontong atau belah ketupat seperti kupat--dan dikukus selama berjam-jam. Jadi, Tepo Tahu adalah lontong tahu atau tahu lontong *dibolak-balik sama ajeu:))* Tepo Tahu ini biasanya dijajankan pada malam hari, katanya sih begitu. Padahal di warung yang saya datangi, buka mulai pukul 9-21. Jajanan ini mulai langka. Isi dan bumbunya tidak jauh berbeda dengan Kupat Tahu, Tahu Tek, Tahu Telor, Tahu Gimbal, dan makanan olahan tahu lontong lainnya. Hanya, yang membuat berbeda adalah bumbu dan topingnya

Medio Rasa

Sibuk nggak? Atau masih capek? Aku mengeja pesan instan yang masuk ke ponsel di tengah rapat. Rapat sore ini terbilang menjemukan. Bertemu klien dari media dan perusahaan tempatku bekerja mengkalkulasi keuntungan yang disampaikan. Bosan. Marketing media cetak itu ngotot menghitung keuntungan besar yang akan perusahaan kami dapat jika deal dengan penawaran kerja sama yang diajukan. Ck. Dia lagi. Ada apalagi? Aku mengeluh dalam hati. Tanganku menggenggam ponsel. Berhitung. Sementara bibirku merapal mantra sakti menenangkan hati. Bisa bertemu? Pesan berikutnya sampai tanpa sempat kubalas terlebih dahulu. Semakin membuat hatiku tak tenang. Pikiranku menerawang cuplikan-cuplikan kejadian masa lalu dengan laki-laki yang namanya seharusnya tak lagi ada dalam kehidupanku. Sudah cukup menyakitkan mengingat masa itu. Tetapi, untuk apa dia datang lagi? Masih kurang menyakitkankah sikapnya melukai hatiku? Ada apa? Pelan aku mengetik pesan balasan. Lalu kuhapus. Ada jengah menyusup hati. Mas