Posts

Showing posts from February, 2015

Wisata Murah Pantai Dalegan

Image
  Rame   Gresik punya apa, sih? Setidaknya itu pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya ketika ingin bermain ke Gresik. Sama sekali tidak tahu di sana ada apa selain Makam Sunan Giri, salah satu Walisongo.  Gresik panas. Kota industri. Sama seperti Surabaya. Ternyata, Gresik punya pantai selain di Pulau Bawean. Namanya Pantai Dalegan . Saya pernah ke sana tiga tahun lalu. Lalu kembali ke sana saat libur Imlek, kemarin. Sebenarnya, tujuan awal dari keisengan kali ini adalah Bukit Jamur alias lokasi penambangan kapur yang menyisakan bangunan seperti jamur raksasa . Tapi tutup.    Berani kotor itu baik   Sewa ban asal selamat   Nggak mau sia-sia karena nyasar nyaris ke Lamongan, saya dan Laila memilih untuk pergi ke Pantai Dalegan.  Pantai Dalegan berada di Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik . Letaknya dekat dengan Paciran, Lamongan. Satu arah dengan Wisata Bahari Lamongan. Untuk masuk ke Pantai Dalegan, pengunjung dikenakan biaya 6.000 rupiah dan

Berkawan Senja Tanjung Pendam

Image
  Mangrove Tanjung Pendam   Entah sejak kapan pastinya, saya menyukai senja dan fajar. Bagi saya, keduanya memiliki arti yang menyenangkan. Fajar selalu berarti cita-cita kembali ada. Sementara senja adalah saat perenungan. Senja itu, saya menghabiskan waktu di satu pantai di tengah kota Tanjungpandan,Belitung. Pantai Tanjung Pendam, namanya. Letaknya persis di tengah kota. Dekat sekali dengan hotel kami. Bahkan kami bisa mencapainya dengan jalan kaki, jika mau.Butuh 2.000 rupiah perorang jika ingin masuk kawasan Pantai Tanjung Pendam.     Menunggu senja Sekilas, Tanjung Pendam mirip dengan Pantai Kenjeran di Surabaya. Tapi tidak kotor. Suasananya ramai. Banyak warga lokal yang menghabiskan waktu di sini sekadar bersantai. Laut sedang surut. Tumben saja, tentu.   Lanskap Tanjung Pendam meski ramai, amat syahdu. Ada beberapa pohon mangrove di sisi tengah. Seperti favorit para fotografer yang berlalu lalang di Instagram. Tepian plengsengan dibuat jauh dari

Kisah dari Kampung Nelayan Tanjung Binga

Image
  Perkampungan nelayan Tanjung Binga     Sore itu, banyak kapal bersandar di Tanjung Binga. Ombak sedang tinggi. Tak banyak nelayan melaut. Hanya satu-dua kapal yang berani berangkat. Apalagi kalau bukan soal perut. Sisanya memilih untuk melihat dari tepian. Bercengkrama dengan anak muda. Atau hanya sekadar duduk. Maklum, musim penghujan. Ombak tinggi, angin kencang, risiko terlalu besar. Tapi sore itu menjadi berbeda bagi Degi, bocah sepuluh tahun. Bersama sepeda kecilnya, dia menunggu di dermaga. Sambil menatap lurus ke arah laut. "Saya sedang menunggu Bapak," ungkapnya. Bagi Degi, sore bukan waktu untuk mengaji. Tapi untuk bermain sambil menunggu bapak pulang melaut. Mengaji dan belajar dilakukan saat petang tiba. Setiap hari siklusnya begitu. Bapak berangkat melaut sebelum pagi, pulang bersama angin laut kala sore. Tidak ada hari libur. Ibu Degi seorang ibu rumah tangga. Kesibukannya di rumah laiknya ibu-ibu yang lain. Mengurusi keperluan rumah sambil menj

Meneropong Kecantikan Pulau Lengkuas

Image
  Selamat datang di Belitong   Manggar, kota 1001 warung kopi di Belitung Timur punya semboyan Mun Lum Ngupi Lum Sampai Manggar . Sedangkan Pulau Lengkuas di Belitung juga punya kekataan serupa. Belum ke Belitung Jika Belum ke Pulau Lengkuas . Betulkah demikian? Berkunjung ke Belitung, hal yang seharusnya tidak dilewatkan adalah wisata air. Sebab, Belitung memiliki wilayah perairan yang memanjakan mata. Jernihnya air laut, halusnya pasir pantai, rimbunnya pepohonan, disadari mampu menghilangkan penat. Bagi saya, hal yang membuat tergiur untuk mengunjungi Belitung adalah Pulau Lengkuas dan gugusan kepulauan yang ada di sekitarnya. Saya penasaran dengan keindahan pulau, pantai, dan alam bawah lautnya. Maka, ketika saya mendapatkan tiket promo pesawat Jakarta-Tanjung Pandan bulan Oktober lalu, saya langsung berhemat. Waktu tiga bulan saya lakukan untuk berhemat keras demi Belitung. Uang jatah jalan-jalan bulan Oktober, November, dan Desember saya target seluruhnya. Demi Belit

Review Hotel Surya Belitung

Image
  Hotel Surya   Berlibur ke Belitung, hal pertama saya pikirkan adalah, berapa harga hotel permalamnya? Jauh-jauh hari, saya bahkan surfing di situs yang secara khusus menawarkan penginapan. Empat-lima situs saya buka bersamaan, harganya masih sama: di atas seratus ribu! Saya pikir, harga segitu mahal. Sebab, saya akan bermalam selama tiga hari tiga malam di sana. Akhirnya, saya memutuskan untuk menghubungi Iwan, bertanya penginapan ala backpacker kere seperti saya. Tentunya, penginapan di bawah seratus ribu rupiah permalam.   Lobby Hotel Surya Kata Iwan, ada sebuah hotel di tengah kota, Tanjungpandan, yang harganya miring. Namanya, Hotel Surya di Jalan Depati Endek (0719) 21550. Saya tergiur dan langsung booking untuk tiga malam. Harga permalamnya 100.000 rupiah bisa untuk dua orang. Harga segitu sudah naik dari harga yang dikatakan Iwan. Kalau ingin ekstra bed, tinggal nambah 50.000 rupiah permalam. See? Selama tiga hari tiga malam otomatis saya hanya mengeluarkan

Berani Nggak Nyoba Marine Bridge?

Image
  Marine bridge "Apa, sih, yang ada di Semarang?" Tanya saya suatu waktu pada Navis, teman asal Semarang. Kala itu, saya hendak memutuskan untuk berlibur singkat di Semarang. Yang saya tahu, Semarang adalah kota budaya. Ada beberapa spot menarik nan kece di kota Semarang yang wajib dikunjungi. Tapi setelah saya browsing, saya hampir tidak menemukan rental motor di Semarang. Apalagi Navis mendadak tidak bisa mengantarkan saya berkeliling. Saya putar otak. "Jadi menurutmu, lebih baik ke kota atau ke kabupaten?" Saya masih bertanya. Memastikan saya bisa berlibur ke kota lumpia. Jawaban Navis selalu singkat. Tapi banyak. He's not simply at all, haha. Katanya, kalau saya suntuk, Kabupaten Semarang cocok untuk berwisata karena konturnya pegunungan. Saya pun akhirnya memutuskan untuk ke Kabupaten Semarang sesuai saran Navis. Ada apa saja memangnya? Selain Candi Gedong Songo ternyata di Kabupaten Semarang ada juga wahana wisata yang baru dibangun pada 2

Berkata-kata di Museum Kata Andrea Hirata

Image
  Mari bermimpi!       Do I inspire you?     Beberapa orang yang saya jumpai sesaat sampai di Belitung berucap, "Belitung sekarang ramai karena Laskar Pelangi." Ternyata sebegitu dahsyatnya efek novel dan film Laskar Pelangi di tanah Belitung. Ya, wajar, perekonomian mereka juga semakin mengeliat pascafilm diputar 2008 silam. Beberapa orang yang saya jumpai juga berkata, "Dulu, Belitung sepi. Ada, sih, wisatawan, tapi nggak seramai sekarang. Dulu penerbangan hanya 1-2 kali sering juga batal. Sekarang bisa 10-11 kali dalam sehari. Maskapai juga banyaklah." Ternyata banyak orang penasaran dengan Pulau Laskar Pelangi, termasuk saya. Kecantikan alam yang memesona membius alam sadar. Salah satu hal yang dimanfaatkan untuk menggaet wisatawan adalah replika sekolah untuk syuting Laskar Pelangi. Selain itu, penulis Andrea Hirata juga turut andil menambah tempat wisata di Gantung, Belitung Timur. Yakni dengan membangun Museum Kata atau Indonesia First Li