Posts

Showing posts from May, 2015

Senja dalam Elegi

Say something I’m giving up on you... Senja, begitu biasa namaku dipanggil. Aku lahir kala hari mulai memburam, menjelang malam. Tak lain juga, kedua orang tuaku menyukai waktu senja—membuat namaku benar-benar Senja. Seperti mereka, aku juga tamat dengan senja. Waktu senja selalu membuatku lebih hidup. Semua hal yang kulakukan kala pagi, terkumpul dalam satu elegi. Aku selalu menyukai senja. Apalagi kala menghirup aroma pasir pantai yang menguar, diiringi deburan ombak kecil. Riuh yang menenangkan. Seperti senja ini. Semua berkumpul menjadi satu. Jingga berpacu waktu bergabung dengan gumpalan kapas awan. Tari-tarian masa lalu seolah reuni dalam pikiran. Sementara degup jantung berlarian. Senja ini adalah pelarian kali kesekian. Membuatku bosan dengan ingar bingar. Selalu rindu kala surya memudar. Pasir putih pantai seolah tahu apa yang berkelebat bergantian. Kepalaku tengah sesak. Kenangan masa lalu mengudara saling merusak. Silih berganti harum pantai dengan menyan da

Senja Pulau Tabuhan nan Eksotis

Image
Pulau Tabuhan Senja itu menjadi berbeda bagi saya yang memang hampir selalu menikmatinya. Deburan ombak tenang menemani syahdunya angin berhembus semilir. Sepi, tenang, dan hanya ada segelintir orang penikmat pantai kala itu. Di ujung barat, mentari bergerak tenggelam perlahan. Berarakan awan serupa gula-gula kapas. Langit senja selalu menenangkan. Biru terang beradu segerombol awan putih berjejal kemilau orange milik sang surya. Bintang laut Satu-dua kapal tertambat, mengantarkan mereka yang ingin bermalam. Sementara saya, menikmati senja dari jauh. Tepatnya, dari impuls yang mengirimkan perintah ke otak akan hadirnya keindahan. Lalu membingkainya beberapa kali dalam potret kamera amatir. It was perfect. Senja di Pulau Tabuhan Mei tahun lalu, saya juga menikmati senja bernuansa sama kala singgah di Pulau Lombok. Sama sepi dan tenang. Hanya bedanya, kali ini saya menikmati di Pulau Tabuhan, pulau terluar Bayuwangi. Menjangkaunya mudah. Menggunakan k

Ketika Anak Mengintip Video Porno

Pagi itu, seperti sebelumnya. Saya mengantar adik ke sekolah. Namun, menjadi berbeda ketika adik saya mulai bercerita, "Mbak, teman-teman cowokku kemarin habis lihat video porno". Begitu katanya, bocah yang bulan ini genap berusia sepuluh tahun. Saya memegang kendali sambil terngaga. ### Cerita bergulir. Alkisah, enam orang teman laki-laki adik saya sedang bermain games di ponsel pintar. Tidak ada guru karena sedang jam kosong. Memang, di sekolah adik saya, peraturan membawa ponsel sangat longgar. Memudahkan siswa berkomunikasi dengan keluarga ketika jam belajar usai. Ponsel pintar milik salah satu dari mereka dibuat bergilir. Hingga ponsel sampai pada seorang siswa--yang dikenal nakal (dalam perspektif adik saya dan teman-temannya) dan suka mendapat nilai jelek. Bocah laki-laki itu lalu membuka you tube dan mengakses video porno dengan kata kunci yang tak diketahui adik saya dan teman-temannya. Si pemilik ponsel diajak serta. Begitu pula teman laki-laki lain. Kegiatan itu