Amed: Surga Bawah Laut di Timur Bali
Seorang bule asal Perancis bertanya perihal kondisi bawah laut Gili
Amatra setahun lalu, saat kami sedang ngobrol hore di depan kamar hotel
di Mataram.
Lalu dia balas bertanya, "Have you ever gone to Amed in North Bali?"
Amed. Tempat asing yang kala itu hanya saya jawab dengan kernyitan di kening. Tempat apa itu? Tiga kali ke Bali, sekalipun saya belum pernah mendengar kata Amed. Saya penasaran setengah mati. Sebagus apa, sih, Amed? Bahkan, si bule ini mengaku hampir selalu ke Amed setiap singgah ke Indonesia. Meh!
Lalu, ketika jatah cuti semester satu tersisa tiga hari, saya memaksakan diri untuk menghilang dari Surabaya. Meninggalkan semua pekerjaan yang semakin lama semakin banyak. Saya bosan di Surabaya dan harus pergi cepat-cepat untuk liburan.
Amed menjadi pilihan pertama yang saya tuju begitu akhirnya cuti di-acc dan ada teman yang akan menemani. Teman TK, teman kuliah, dan teman reporter. Saya yang mulanya solo backpacking jadi nggak berasa. Total kami bertujuh berangkat dari Legian dan Canggu.
Meski jaraknya jauh, semua akan terbayar dengan pemandangan final yang ditemui. Saya berani menjamin. Apalagi jika sudah di bukit Jemeluk. Sadis!
Amed merupakan wilayah pesisir di Timur Bali dengan pasir berwarna hitam legam dan banyak kerikil di tepinya. Jangan salah, meski berpasir hitam, pemandangan bawah lautnya memesona! Tak kalah dengan pemandangan lain yang disuguhkan oleh pantai-pantai cantik berpasir putih.
Semula, saya agak kecewa begitu mendapati terumbu karang yang jarang ditemukan dari bibir pantai. Kalaupun ada, jaraknya jauh, terumbunya biasa saja, serta jarak pandang bagi orang berminus dan bersilinder seperti saya tidak cukup bersahabat. Buram.
Amed memang tidak seterkenal Tanah Lot, Pantai Kuta, dan teman-temannya. Tapi pesona Amed benar-benar jauh dibandingkan yang biasa ditemukan di laman-laman media sosial. Nggak heran juga, banyak turis asing yang memilih menyepi di sini.
Tapi semuanya berubah ketika saya memilih di sisi lain pantai. Terumbu karang dengan ikan warna-warni kaya banget! Dapat ditemukan dengan mudah di tepi pantai. Di sini foto-foto underwater oke sekali.
Salah satu ikon terkenal Amed adalah adanya pura dan kapal karam yang
letaknya jauh dari bibir pantai. Sekira sepuluh kilometer dan harus
ditempuh menggunakan kapal dengan harga sewa 200.000 rupiah belum
ditawar. Kami tidak ke sana. Hanya snorkling sampai di wilayah pura
dasar laut. Jarak pura dengan tepian tak kurang dari sepuluh meter. Tapi bedanya, di pura ini tidak ditemukan sesajian layaknya pura pada umumnya.
Siapapun yang berkunjung ke Amed, pasti ingin balik lagi dan lagi. Selain bisa dijadikan tempat wisata one day trip dari Surabaya (asli ini bisa banget kalau memang niat dan punya budget tebal buat bayar pesawat PP hanya dalam sehari :p), Amed masih sangat sepi dan sejuk. Bagaimana dengan makanan? Ada nasi ikan yang dijual dan bebas babi hanya 5.000 rupiah saja. Nggak usah khawatirlah kalau urusan perut di tempat setenar Bali.
Sudah jauh tapi enggak snorkling? Salah besar! Pastikan kalian mencicipi dasar laut Amed kalau memang mampir ke sini. Selain pemandangannya cantik juga bisa bikin eksis. EAAA! =))).
Jadi, tertarik nggak buat ke Amed? Murah aja kok. Cuma habis 50.000 rupiah saja kalau dari Denpasar all in bensin, makan, parkir, dan snorkling. Ke Amed, Yuk!
Comments