Posts

Showing posts from March, 2016

Sok-sokan Hitchhiking ke Kampung Durian Wonosalam

Image
All I want is you, durian! Judulnya memang sok sekali. Sama seperti kami yang memang menghabiskan waktu liburan tanpa tahu arah tujuan. Saya sengaja merencanakan blind trip untuk perjalanan kali ini. Tujuan utamanya hanya ke Wonosalam untuk mencicipi durian. Bagaimana cara menuju ke sana? Saya pasrah dan berserah pada kondisi di jalanan seperti apa, wkwk. Perjalanan dari Surabaya menuju Wonosalam bisa ditempuh menggunakan bis tujuan ke barat lalu turun di terminal Mojoagung. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan angkot warna merah tujuan Bareng-Wonosalam atau ojek. Sayang, angkot hanya tersedia sampai pukul 10 pagi dan melayani satu kali PP saja. Makanya, waktu kemarin saya dan ketiga teman sampai pukul 11, cara satu-satunya hanya ngojek. Nebeng hore! Kami tidak punya tujuan. Maka, saat tukang ojek bertanya tujuan, saya hanya menjawab, “Ke durian-durian boleh, Pak. Atau ke wisata ajalah, Pak.” Ambigu ya? Memang! Namanya juga nggak punya tujuan :)). Yang

Kampoeng Djawi: Tempat Wisata Serba-Jawa di Wonosalam

Image
Kampoeng Djawi Berkunjung ke Jombang, Jawa Timur, sebaiknya juga mampir ke Wonosalam. Daerah dataran tinggi yang memiliki udara sejuk dan bersih. Jauh dari hingar bingar, panas, dan polusi. Selain itu, Wonosalam juga dikenal sebagai sentra buah durian. Saking terkenalnya, saat musim durian tiba, biasanya di bulan Februari-Maret, ada kenduri durian yang digelar oleh bupati. Acara ini baru ramai beberapa tahun belakangan, namun akan terus menjadi ikon khususnya bagi Wonosalam. Properti Jawa Menikmati Wonosalam juga bisa dilakukan dengan cara berbeda. Yakni dengan menginap di  Kampoeng Djawi. Kampoeng Djawi adalah tempat wisata yang cukup lengkap meski luasnya hanya 1,3 hektar saja. Memasuki Kampoeng Djawi, pengunjung dikenakan biaya 50 ribu perorang. Tiket masuk digunakan untuk berkeliling dan berenang. Asri Kali pertama masuk ke Kampoeng Djawi, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang Jawa banget. Properti yang digunakan sengaja didatangkan langsung dari

Belanja Pagi di Pasar Apung Lok Baintan Banjarmasin

Image
Lok Baintan floating market It's been such a long time until I try to start to write this section . Syibuk parah, cyiiin *dikeplak:))* Baiklah. Karena memang momennya pas, saya mau cerita saat main sebentar ke Banjarmasin minggu lalu. Kenapa sebentar? Ya karena dikasih jatah cuma sehari. Hvft. Well, main-main ke Banjarmasin, jangan sampai lupa buat nengokin Sungai Barito. Soalnya, hiburan paling dekat dengan wisatawan di Banjarmasin adalah pasar apung atau floating market . Ya gimana enggak? Kota dengan seribu sungai ini dimana-mana dikepung sama aliran sungai. Nggak heran juga kalau bangunan-bangunan yang ada di sana kebanyakan dibangun dengan kayu ulin, kayu mahal yang kuatnya tiada tara (nggak gampang rapuh meski rumahnya ada di aliran sungai). Ini juga, nih, yang jadi alasan kenapa bikin rumah di Banjarmasin muahal. Sebab, ada satu kebiasaan membangun rumah harus menggunakan kayu ulin yang kini mulai langka. Tapi sekarang, sebagai gantinya, karena mahal dan daripada ng