Kampoeng Djawi: Tempat Wisata Serba-Jawa di Wonosalam
Kampoeng Djawi
Berkunjung ke Jombang, Jawa Timur, sebaiknya juga
mampir ke Wonosalam. Daerah dataran tinggi yang memiliki udara sejuk dan
bersih. Jauh dari hingar bingar, panas, dan polusi. Selain itu, Wonosalam juga dikenal
sebagai sentra buah durian. Saking terkenalnya, saat musim durian tiba,
biasanya di bulan Februari-Maret, ada kenduri durian yang digelar oleh bupati. Acara
ini baru ramai beberapa tahun belakangan, namun akan terus menjadi ikon
khususnya bagi Wonosalam.
Properti Jawa
Menikmati Wonosalam juga bisa dilakukan dengan cara berbeda. Yakni dengan menginap di Kampoeng Djawi. Kampoeng Djawi adalah tempat wisata yang cukup lengkap meski luasnya hanya 1,3 hektar saja. Memasuki Kampoeng Djawi, pengunjung dikenakan biaya 50 ribu perorang. Tiket masuk digunakan untuk berkeliling dan berenang.
Asri
Kali pertama masuk ke Kampoeng Djawi, pengunjung
akan disuguhi pemandangan yang Jawa banget. Properti yang digunakan sengaja
didatangkan langsung dari Lamongan, Pasuruan, Jombang, Kediri, dan beberapa
daerah lain bekas kerajaan Mojopahit. Selain kental dengan properti Jawa,
berbagai jenis tanaman yang ada memberikan kesan teduh dan sejuk.
Dokar atau cikal
Langgar
Puas berkeliling, namun ingin merasakan sensasi menikmati
alam lebih lama, pengunjung bisa bermalam. Ada sembilan rumah joglo, masing-masing
berisi empat kamar yang ditawarkan. Perorang dikenakan biaya 330 ribu rupiah
termasuk makan tiga kali dan bebas menggunakan seluruh fasilitas seperti
karaoke, billiard, dan kolam renang. Kalau hanya ingin menikmati dan
beristirahat dari pagi sampai sore, biaya yang dikenakan 130 ribu rupiah
perorang. Minimal pemesanan 20 orang. Kalau untuk keluarga kecil, kamar
menginap masih dalam tahap pembangunan.
Kampoeng Djawi antik
Rumah joglo
Selain fasilitas penginapan, ternyata Kampoeng Djawi
juga biasa digunakan untuk outbound dan menjadi tempat prewed favorit karena tatanannya
yang eye catching banget. Namun sayang, sejak enam tahun berdiri, Kampoeng
Djawi belum banyak dikenal warga sekitar. Semisal saja, keluarga kecil yang
memberi saya tumpangan pulang dari Kampoeng Djawi, mereka mengaku baru tahu ada
Kampoeng Djawi setelah diliput NET. Mereka juga nggak nyangka, kalau Wonosalam
punya tempat yang menarik untuk wisata keluarga.
Dapur dan tempat makan
Sejujurnya, saya sendiri juga baru tahu tempat
wisata Kampoeng Djawi sesaat setelah diturunkan oleh tukang ojek di tempat yang
salah. Padahal ternyata, kantor saya langganan menggunakan Kampoeng Djawi
sebagai venue acara sejak kali pertama berdiri. Kemana aja gueh, Vroooh! :))))
Selain excited dengan tempatnya yang aduhai
cantiknya, menu makanan di sini murah sekali harganya. Ya, murah untuk ukuran
makanan di tempat wisata. Dan, enak. Makanya, saya nggak khawatir saat ke sini
membawa uang ngepres dompet. Ini juga yang membuat saya membatin, someday, saya
mau ke sini lagi sama keluarga besar. Menginap bareng-bareng menikmati alam.
Santai kayak di pantai
Jangan ditiru!
Saya lihat promosi Kampoeng Djawi amat minim. Coba cek
di internet, ulasan tentang Kampoeng Djawi sedikit sekali. Tetapi saya pikir, lebih baik begitu, biar saat saya
ke sana harganya masih bisa terjangkau oleh dompet saya, hahahaa *dikeplak*. Tapi, sudah tiga tahun terakhir ini, Kampoeng Djawi menjadi bagian dari kenduri durian. Biasanya, sehari sebelum kenduri durian digelar, di Kampoeng Djawi ada konser musik jazz di amphitheatre yang menghadirkan musisi jazz lokal dan artis ibu kota. Jadi, nggak ada salahnya juga main-main ke Wonosalam lalu mampir ke Kampoeng Djawi, nggak bakalan rugi, Gaesss.
Sok keren :)))
Comments
---------------
شركة رش مبيدات بالخرج