Sok-sokan Hitchhiking ke Kampung Durian Wonosalam
All I want is you, durian!
Judulnya memang sok sekali. Sama seperti kami yang
memang menghabiskan waktu liburan tanpa tahu arah tujuan. Saya sengaja
merencanakan blind trip untuk perjalanan kali ini. Tujuan utamanya hanya ke
Wonosalam untuk mencicipi durian. Bagaimana cara menuju ke sana? Saya pasrah
dan berserah pada kondisi di jalanan seperti apa, wkwk.
Perjalanan dari Surabaya menuju Wonosalam bisa
ditempuh menggunakan bis tujuan ke barat lalu turun di terminal Mojoagung. Setelah
itu, perjalanan dilanjutkan dengan angkot warna merah tujuan Bareng-Wonosalam atau
ojek. Sayang, angkot hanya tersedia sampai pukul 10 pagi dan melayani satu kali
PP saja. Makanya, waktu kemarin saya dan ketiga teman sampai pukul 11, cara
satu-satunya hanya ngojek.
Kami tidak punya tujuan. Maka, saat tukang ojek
bertanya tujuan, saya hanya menjawab, “Ke durian-durian boleh, Pak. Atau ke
wisata ajalah, Pak.”
Ambigu ya? Memang! Namanya juga nggak punya tujuan :)).
Yang penting sampai di Wonosalam.
Naik ojek dari Mojoagung ke Wonosalam
Training Centre (WTC) membutuhkan waktu sekira 40 menit dengan biaya 25 ribu
rupiah perorang.
Lantas, mau apa saya ke WTC?
Nggak ada. Kami nggak ada niatan untuk ke WTC. Hanya
saat di tengah jalan, saya minta diturunkan di tempat yang punya fasilitas
permainan outbound. Dan, tempat itu bukan WTC, Sodara! Hahaha, mana saya tahu
ya, kalau ternyata kami diturunkan di tempat yang salah.
Dari tempat yang salah itulah, kami bertemu dengan
pengemudi mobil pick up di warung depan WTC. Tanpa sungkan, kami minta tebengan
untuk diantar ke Kampoeng Djawi, tempat outbound yang saya inginkan. Jarak dari
WTC-Kampoeng Djawi sekira 2-3 km dengan kondisi berliku naik turun. Dan di warung itu pula, kami bertemu dengan
Manajer Operasional Kampoeng Djawi yang memberi tips untuk bisa masuk dan
menikmati Kampoeng Djawi tanpa harus membayar tiket masuk. Alhamdulillah,
rezeki anak sholeh :)).
Gini namanya hitchhiking? :ppp
Jadi sebenarnya, Kampoeng Djawi itu apa? Ulasan lengkap Kampoeng Djawi ada di sini.
Kami main-main di Kampoeng Djawi cukup lama. Saat
hari sudah sore, kami memutuskan untuk jalan kaki menuju pertigaan Kampoeng
Djawi. Harapannya, dari pertigaan tersebut, kami mendapat tumpangan untuk turun
ke Mojoagung.
Tapi ternyata Allah Mahabaik. Sebuah mobil keluarga
yang kami hentikan lajunya mau menampung dan mengantarkan kami ke jalan utama
Mojoagung. Saat itu, pikiran merelakan untuk tidak mampir mencicipi durian
Wonosalam berkelebat. Ya, masa mau minta tolong mampir untuk beli durian?
Nebeng kece :))
Tak dinyana, beberapa menit setelah mobil melaju, kepala
keluarga tersebut bertanya pada istrinya, “Kita mau beli durian dimana, Bun?”
Wahahaha! Saya yang dengar langsung kegirangan
saking bahagianya. “Ibu mau beli durian? Saya juga mau beli, Bu!” Alhamdulillah
rezeki! Saya di jok belakang pun langsung cekikikan nggak nyangka ternyata kami
tepat memilih tumpangan :)))).
Saat kami sampai di Mojoagung, saya sempat bilang ke
kepala keluarganya, “Maaf ya, Pak, mobilnya jadi kotor.”
Lalu dijawab, “Nggak papa, Mbak, namanya juga sesama
muslim harus saling menolong.”
Subhanallah. Kapan-kapan jadi mau nebeng lagi, deh! :))))
Bisa makan duren Wonosalam juga! :))
Comments
I enjoyed very well with this particular blog it has very useful information
I like to much the style of this Article
thats really nice and informative article.Thank You.
hey,look, i found something very interesting article
about garden tools and tips,
best gas grill under 200
best gas grill under 500
best lawn edger
best chaninsaw under 200
best inflatable water slides
Deepest inflatable pool