8 Tempat Wisata di Banyuwangi yang Harus Dikunjungi
Sunrise di Pelabuhan Ketapang
Banyuwangi, sebagai kabupaten paling timur di Pulau Jawa
punya banyak sekali tempat wisata yang memesona. Akses ke sana pun semakin
mudah. Nggak heran lagi, Banyuwangi, yang menjadi gerbang utama jalur darat menuju
Pulau Bali, ini kian digandrungi. Nggak hanya oleh wisatawan lokal, juga
mancanegara. Itu karena tata kelola wisata Banyuwangi saat ini mulai terlihat. Terus
diperbarui. Nah, buat kalian yang ingin mampir ke Banyuwangi, nggak ada
salahnya pergi ke tempat-tempat yang bisa masuk ke dalam wish list travel kamu.
Berikut adalah tempat wisata paling rekomen jika kamu pergi ke Banyuwangi.
Sunrisenya tjiamik!
Sebagai kabupaten paling timur di Pulau Jawa, otomatis,
Banyuwangi merupakan tempat pertama yang terkena sinar matahari. Nggak heran
juga kalau Banyuwangi punya sebutan keren, Sunrise of Java. Nah, karena sudah
menjadi simbol alias tetenger, nggak ada salahnya kalian nyicipin sunrise di
Banyuwangi. Tepatnya di Pantai Boom, pantai berpasir hitam yang berada di
tengah kota. Tidak ada tiket masuk untuk pergi ke Pantai Boom. Ini menjadi
salah satu spot fotografi yang paling saya suka. Warna sunrisenya patut
diabadikan. Tjiamik!
2. Gunung Ijen
Kawah Ijen
Sebetulnya, Gunung Ijen secara keseluruhan tidak berada di
Banyuwangi. Melainkan gabungan dari dua kabupaten berbeda. Yakni Bondowos dan
Banyuwangi. Tetapi, akses yang lebih mudah dicapai dari Banyuwangi. Kalian mau
ke Banyuwangi tapi nggak mampir ke Gunung Ijen? Coba pikir ulang. Sebab, Gunung
Ijen memiliki banyak sekali spot menarik yang bisa kalian rangkum dalam bingkai
kamera. Ada blue fire, fenomena api biru yang hanya ada dua di dunia; satu di
Iceland dan dua di Indonesia, tepatnya di Banyuwangi Jawa Timur. Blue fire
terjadi ketika bertemunya sulfatara dan karbon monoksida di suhu 200°C,
hanya bisa dinikmati sebelum sunrise dan ketika tidak mendung. Fenomena ini
dulunya ditemukan oleh turis asal Perancis, sekira 6-7 tahun lalu, yang membuat
Ijen kini banyak didatangi oleh warga asing. Butuh waktu normal dua jam tracking
untuk melihat fenomena tersebut. Di Ijen, kalian juga bisa bertemu dengan penambang
belerang yang hidup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tengah ancaman gas
belerang kurang bersahabat.
Tari Barong Prejeng
Di Banyuwangi, ada satu desa yang bisa dikatakan masih
sangat alami. Namanya Desa Adat Kemiren. Penduduknya sebagian besar adalah Suku
Osing, pecahan dari kerajaan Majapahit yang melarikan diri ketika Belanda
menyerang Pulau Jawa. Mereka menyebar ke seluruh wilayah Banyuwangi, namun
mayoritas ada di wilayah barat. Di Desa Adat Kemiren, kalian akan mendapatkan
suguhan layaknya tamu agung. Mulai dari penyambutan oleh Tari Barong Prejeng
untuk mengusir aura negatif tamu, hiburan selamat datang dengan Tari Gandrung,
sajian khas Banyuwangi Pecel Pitik, dan pengetahuan umum tentang Suku Osing
yang masih lestari hingga kini. Dijamin nggak nyesel kalau sudah bertandang ke
tempat ini.
4. Pulau Tabuhan
Pulau Tabuhan
Pulau Tabuhan adalah pulau yang tidak berpenghuni. Letaknya berada
di tengah Selat Bali tapi masih berada di wilayah Banyuwangi. Nama Tabuhan
diambil karena konon, dulunya nelayan kerap mendengarkan musik-musik yang
ditabuh di pulau ini setiap malam, dalam jangka waktu cukup lama. Siapa yang
memainkan? Tidak ada yang berani berekpektasi. Terlepas dari asal muasal nama,
Pulau Tabuhan punya eksotisme tersendiri. Pasirnya putih di sisi timur dan
penuh karang di sisi barat. Kalian bisa snorkling di tempat ini dan dijamin
nggak bakal nyesel dengan pemandangan bawah lautnya. Biaya sewa kapal dari
Bangsring berkisar 400-450 ribu untuk sepuluh orang dan peralatan snorkling
persetnya dipatok 30 ribu rupiah.
5. Air Tejun Mbah Ijah
Air terjun Mbah Ijah
Air tejun yang berada di Kampung Anyar, Glagah, Banyuwangi ini
belum tenar. Makanya, saya merekomendasikan air terjun ini ke wish list travel
kalian. Karena tempatnya sepi, pemandangannya cantik, kalian bisa lebih puas
buat nikmatin air terjun yang juga dikenal dengan sebutan Jagir ini. Nama Mbah
Ijah diambil dari seorang nenek yang membabat alas di Kampung Anyar. Mbah Ijah
dulunya kerap menjaga air terjun juga. Untuk itulah, temurun dan warga sekitar
mengabadikan namanya sebagai nama air terjun sebagai tanda hormat. Tidak ada
tiket masuk di tempat ini.
6. Pantai Pulau Merah
Surfing di Pulau Merah
Senja bagus di Pantai Pulau Merah. Itulah sebab namanya
merah. Karena, di tengah pantai terdapat pulau yang menjulang dan akan terlihat
kemerahan ketika terkena sinar matahari. Pulau Merah sangat padat dikunjungi
wisatawan, khususnya wisatawan asing yang ingin belajar surfing karena ombaknya
tak cukup galak. Pantai ini berpasir putih dan menawarkan ketenangan
tersendiri. Tidak ada angkutan umum jika ingin berkunjung ke sini. Sebaiknya menggunakan
mobil sewaan ya.
7. Pantai Watu Dodol
Pantai Watu Dodol
Pantai Watu Dodol memiliki satu garis lurus dengan Pelabuhan
Ketapang, Pantai Bangsring, Pantai Boom, dan Pantai Kempo. Di Pantai Watu Dodol,
kalian bisa banget menyaksikan sunrise yang ada di Selat Bali. Tapi, kalau
nggak kebagian sunrise, tempat ini juga menyuguhkan pemandangan yang nggak
kalah menarik. Dipenuhi dengan bebatuan kali, tepian pantai juga ditumbuhi
pohon rindang yang bikin mengantuk. Nggak heran juga kalau saya memilih untuk
membaca di pinggir pantai sambil menikmati semilir angin yang berhembus
melenakan.
8. Taman Nasional Alas Purwo
Sadengan, Taman Nasional Alas Purwo
Sebenarnya saya tidak merekomendasikan Taman Nasional Alas
Purwo sebagai tepat wisata. Kenapa? Karena Alas Purwo bukan tempat wisata,
melainkan tempat penelitian. Karena berstatus taman nasional, sebetulnya sangat
disarankan kalau tidak ada pengunjung yang datang kemari hanya untuk foto-foto demi
keberlangsungan hidup flora fauna yang ada. Kesannya sotoy banget ya? Nggak juga.
Karena saya pikir, di taman nasional ini tempat pelestarian hewan-hewan
dilindungi berada. Nggak sedikit wisatawan yang memberi makan hewan (khususnya
primata Makaka sp.) dengan cemilan manusia. Masih ingat bagaimana populasi
hewan menyerang perkampungan ketika habitat mereka diusik? Ya, sebaiknya tidak
ke sini ya.
Tetapi, kalian masih bisa menikmati bagian lain dari Taman
Nasional Alas Purwo. Yaitu Pantai Plengkung (G-land), Pantai Pancur, dan Pantai
Triangulasi. Ketiga pantai ini memiliki karakteristik omak yang lumayan galak,
apalagi di G-land. Nggak heran kalau di tempat tersebut menjadi favorit surfer
profesional. Selain pantai, ada juga pura tertua di Pulau Jawa, namanya Pura
Luhur Giri Saloka. Konon, beribadah di sini jauh lebih menentramkan hati bagi
umat Hindu.
Biruuu
Itu hanya sebagian kecil tempat wisata di Banyuwangi yang
harus kalian masukkan dalam wish list
travel. Buat kalian yang belum pernah ke Banyuwangi, nggak usah bingung harus
naik apa dan tidur dimana. Karena di Traveloka sudah tersedia tiket pesawat dengan rute penerbangan
Surabaya-Banyuwangi PP. Urusan penginapan juga bakal kelar urusannya kalau
kalian klik di sini. Sebab, banyak banget
hotel yang rekomen dan nyaman buat ditempati. Yang bikin asyik, di Traveloka sering bertabur promo menarik yang pasti sukses bikin acara traveling
ke Banyuwangi lebih hemat dan aman di kantong. Jadi, ayo ke Banyuwangi! Dijamin nggak nyesel!
Comments