Cantiknya Pantai Watu Dodol di Banyuwangi
Pertengahan bulan April lalu saya bertemu dengan Bupati
Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas di acara diskusi yang dihadiri oleh Menteri
Pariwisata, Arief Yahya. Kala memaparkan materi, Pak Bupati bilang tentang
perubahan Banyuwangi yang sangat-sangat masif dan luar biasa, padahal semua
kekayaan alamnya sudah ada sejak dahulu kala. Maksudnya, kok nggak sejak
dulu-dulu gitu Banyuwangi tenar dan dikenal di mancanegara?
Salah satu kalimat yang paling saya ingat saat itu, “Anda
tahu Pantai Watu Dodol? Coba Anda ke sana sebentar saja, pasti Anda akan
tertarik dengan kecantikannya karena sudah tertata rapi.”
Phiuh, saya yang
menyimak materi langsung sikut-sikutan sama teman, merencanakan perjalanan
empat hari ke Banyuwangi. Eksplor.
Iya, saya memang jarang ke sana.
Pantai Watu Dodol
Seminggu berselang, rupanya saya nggak betah untuk menahan
hasrat untuk tidak jalan-jalan sekali dalam sebulan. Artinya, saya merencanakan
one day trip tanpa itinerary sama sekali.
Tapi tujuannya jelas. Pulau Menjangan, Bali, via Banyuwangi.
Saya sudah pernah ke sana. Tapi saya pingin lagi. Gimana dong?
Ya, berangkat dong!
Hanya saja, kali ini via Banyuwangi yang berbeda. Kalau dulu
saya ke Menjangan lewat Desa Bangsring, Wongsorejo, maka kali ini saya turun di
Grand Watu Dodol, Wongsorejo, yang ternyata di sini juga dijadikan tempat
transit dan tawar menawar kapal menuju Pulau Menjangan, Bali dan Pulau Tabuhan,
Banyuwangi.
Airnya ternyata beniiing
Perjalanan dari Surabaya saya tempuh menggunakan kereta api
ekskutif Mutiara Timur. Cuma 80 ribu rupiah saja, murah meriah. Oh ya, saya
berdua dengan teman dan duduk terpisah gerbong. Namanya juga tiket promoan ya :)).
Stasiun Banyuwangi Baru terletak berdekatan dengan Pelabuhan
Ketapang. Jalan kaki cukup. Juga lumayan dekat dengan Terminal Tanjung Wangi
yang bisa ditempuh dengan angkot oper dua kali masing-masing lima ribu rupiah (stasiun-terminal
pakai taksi, L300, dan terminal-Watu Dodol menggunakan lyn).
Hai, Blue!
Sebenarnya, saya nggak ngerti Watu Dodol ini tempatnya
seperti apa. Ya, karena saya sudah berniat tidak buat itinerary (yelah, sehari doang pakai itin?) alias blind trip. Selain itu, saya juga tergiur
karena Pak Bupati promo kalau tempatnya cantik. Ya kenapa enggak?
Saya janjian dengan pemilik Bangsring Boat (paguyuban
nelayan desa Bangsring yang saat ini menjadi pelopor tour package di Banyuwangi)
di Grand Watu Dodol. Sebab, tempat ini ternyata menjadi pos pertama tour
package Bangsring Boat selain di Desa Bangsring.
Buat foto-foto
Jadi, setelah subuhan dan mampir ke pelabuhan buat motret
sunrise (kenalan aja sama petugasnya, ntar masuk lewat pintu masuk karyawan,
pasti boleh masuk :p) kami langsung berangkat ke Watu Dodol.
Sunrise di Pelabuhan Ketapang
Masuk ke Watu Dodol pagi-pagi, kami menjadi pengunjung
pertama. Selain kami, hanya ada pemilik lapak dagangan yang tengah beberes
membersihkan dagangan dan sisa sampah semalam. Tidak ada tiket masuk di sini.
Angin pagi sepoi-sepoi membuat udara laut menguar. Mengirimkan
sinyal mengantuk pada sistem syaraf kami. Sambil menunggu Bangsring Boat
dibuka, kami berkeliling sejenak, leha-leha, dan baru menyadari kalau pantainya
memang bagus.
Bersih. Serius.
Biru
Iso klesetan :)))
Saya pikir, pantai yang didominasi oleh kaum 35 akan menjadi
kotor (tengok Kenjeran yaaa :p) karena yaaa you
know-lah. Tapi ternyata di sini bersih. Saya kaget!
Jadi ingat kala Pak Bupati bilang, “Itu kaum 35 Masyaallah
susah sekali diajak kerja sama. Tapi begitu tahu acara yang kami gelar
mendatangkan banyak uang dan keuntungan bagi mereka, masa mereka minta kami
buat acara seminggu sekali?”
HAHAHA!
Gunung Baluran
Well, Pantai Watu
Dodol ini didominasi oleh bebatuan serupa batu kali. Mirip dengan Pantai di
Kupang dan beberapa pantai lain di Gunung Kidul. Lautnya bersih berwarna biru. Di
sepanjang tepian banyak ditumbuhi pepohonan rimbun yang asli bikin mager. Yang saya
suka, langit biru, laut bersih, dan kolaborasi pohon kelapa menyatu di Watu Dodol.
Kamar mandinya bersih, airnya dingin
Warung-warung juga bersih
Menjelang sore, Watu Dodol kian ramai. Mungkin karena sudah
tidak terlalu panas. Padahal, menanti matahari terbit di pantai ini sangat amat
disarankan. Pemandangan Selat Bali terpapar cantik dan ciamik.
Menurut saya, kalau cuma punya waktu sehari buat jalan, Pantai Watu Dodol bisa menjadi alternatif kalian buat singgah. Jarak yang dekat dengan pelabuhan, terminal, dan stasiun menjadi nilai plus sendiri buat Watu Dodol. Mau coba?
Pintu masuknya luas dan bersih
Comments