Kisah Penambang Belerang Modern di Kawah Ijen

"Asli, kalau ada yang ngajakin ke Kawah Ijen lagi, pasti bakal aku tolak. Jalan jelek, menanjak, capek."
Seperempat dasawarsa lalu saya berjanji pada diri sendiri kalau nggak bakal mau pergi ke Kawah Ijen lagi. Tapi hari ini saya justru kembali naik mengikuti jadwal #PesonaBanyuwangi #PesonaIndonesia. Ya, nggak mungkin dong saya nolak. Itung-itung uji panjang pendeknya napas yang Alhamdulillah masih lantjar.


Ijen yang dulu belum banyak berubah. Hanya jalan yang makin bagus, nggak gopel, nggak banyak kerikil, dan aman. Yang paling mencolok, perubahan ada pada penambang belerang.


Dulu, penambang belerang menggunakan keranjang dan memikul belerang untuk ditimbang di pos timbang. Tapi kini, modernitas hadir di tengah mereka. Mereka tak lagi menggunakan keranjang untuk memikul belerang. Sebab, ada investor asal Perancis, pengusaha resto di Bali, memberikan troli untuk para penambang. Secara cuma-cuma? Tentu enggak. Penambang yang mau menggunakan troli dikenakan biaya 220 ribu rupiah. Troli datang 20 buah setiap tiga bulan sekali rutin sejak pertengahan tahun 2015.


Troli dilengkapi dengan hand rem dan bisa digunakan untuk mengambil belerang hingga 200 kilogram sekaligus Karena beban lebih ringan. Sepanjang pengamatan saya, banyak penambang memilih menggunakan troli sekalipun harus merogoh kocek sampai 1.5 juta rupiah, kelamaan menunggu pesanan yang tiga bulan sekali. Kenapa?
Ya, karena troli bersifat multifungsi. Jika hari ramai, bisa digunakan sebagai pengangkut wisatawan yang lelah mendaki. Biayanya 400-500 ribu rupiah untuk naik dan 150-200 ribu rupiah untuk turun. Biasanya mereka bergotong royong antarpenambang. Karena troli ini jugalah mereka kini perlahan mulai meninggalkan kegiatan menambang belerang. Mereka menganggap jika menjajakan troli lebih menguntungkan dibandingkan dengan menambang belerang. Keamanan pun lebih terjaga.


Tapi tak semua mau mengganti keranjang dengan troli. Soalnya, harga troli dianggap mahal dan menggunakan keranjang lebih enak.

Belerang di Ijen akan tetap sama. Namun, secara tidak langsung, para pekerjanya mulai beralih fungsi. Mereka mulai menyadari, himpitan ekonomi akan semakin sesak sementara kesehatan terus menurun. Pilihannya hanya dua; menggunakan troli sebagai penjaja jasa ojek atau menambang belerang dengan resiko keselamatan terancam lebih tinggi.

Comments