Mencoba Kereta Gantung Tercepat di Genting Highland

Genting Skyway

Ini adalah perjalanan kali pertama saya ke luar negeri. Kasihan banget ya? Baru di usia twenty somethingnyicipin nginjak tanah orang :)). Malaysia menjadi jujukan karena masih satu rumpun dengan Indonesia dan saya pikir nggak akan sulit meminta bantuan jika tersesat. Maksudnya, dengan bahasa Inggris saya yang super ngepas, bisalah minta tolong buat kasih unjuk kalau butuh apa-apa :D.

Itinerary dibuat empat hari sebelum berangkat karena memang tugas saya lagi banyak-banyaknya. Tapi, secara garis besar, saya tahu mau ke mana saja: Johor Bahru, Malaka, dan Kuala Lumpur. Sebenarnya mau ke Penang juga, tapi dijungkir balik macam gimanapun tetap nggak nemu jalan keluar. Bayangpun, empat hari pakai acara ke Penang, capek di kantong, Jeh!

Di antara itineraryyang saya buat, Genting Highland tidak masuk dalam catatan. Rencana ini dibuat saat pagi buta nongkrong di KLCC sekitar Petronas. Jam satu dini hari. Jelas, bukan saya yang buat. Genting Highland adalah rekomendasi dari kenalan asal Afghanistan yang merupakan temannya (katakanlah cem-ceman) Mbak Pupung. Katanya, Genting Highland bagus, dingin, dan asik buat senang-senang. Siapa yang menolak coba?


 
Skyway

Jadi, Genting Highland atau dataran tinggi Genting ini merupakan daerah dingin di Malaysia tepatnya di perbatasan Selangor dan Pahang. Jaraknya sekira 60 kilometer dari Kuala Lumpur dengan jalanan mulus dan pemandangan hijau di kanan kiri.

Genting Highland ini tenar dengan tempat wisata mewah dan tempat perjudian legal. Di sini juga ada hotel dengan kamar terbanyak di dunia, First World Hotel. Tapi, yang paling bikin saya mupeng adalah Genting Skyway alias kereta gantung. Kereta gantung di Genting Highland ini menjadi kereta gantung tercepat di dunia. Jarak antardaratan 3,37 kilometer dan bisa ditempuh hanya dalam waktu 15 menit!

Untuk menuju ke Genting Highland, saya dan Mbak Pupung naik LRT (komuter) jurusan Pasar Seni-Gombak sekira 30 menit dengan harga 3,8 RM. Kenapa dari Pasar Seni? Karena itu adalah stasiun terdekat dari tempat kami menginap, yaitu di Petaling Street atau tenar disebut China Town.

Dari Gombak bisa dilanjutkan dengan naik bus jurusan Genting 3,4 RM selama 1 jam. Bus Gombak-Genting hanya tersedia di jam-jam tertentu. TIPS:Di Stasiun Gombak, sebaiknya sekalian beli tiket Genting Skyway biar nggak antre. Kalau enggak gitu, bakalan antre panjang buat beli tiket plus antre masuk pas di Genting. Tiket Genting Skyway hanya 6,4 RM one way.


1 RM = IDR 3300

Keretanya ajib!

Tapi, meskipun sudah beli tiket skyway di Gombak, antrean untuk masuk tetap panjang. Kira-kira untuk masuk harus antre 30 menit. Lama? Enggak juga. Karena sambil antre bisa disambi ngelihatin rombongan tur yang lucu-lucu.

Satu kereta gantung bisa diisi maksimal delapan orang, tapi ada juga yang seorang saja. Biasanya, mereka yang seorang -dua itu beli tiket yang agak mahal dikit, sekira 12 RM one way.

Kereta gantung Genting Skyway ini berada di pegunungan Genting yang dihubungkan oleh tebing. Di bawah lintasan tampak jelas hutan tropis amat rimbun sementara di perlintasan sesekali ada burung melintas dengan santainya. Udara siang itu dingin dengan kabut yang cukup tebal. Tapi toh, tidak menyurutkan rasa senang saya yang menguapkan jenuh.

Kereta gantung Genting Highland

Saya pikir, nggak dosa juga jalan-jalan semalam kalau dapat ganti naik kereta gantung yang menyenangkan begini. Lupa kalau cuma tidur tiga jam demi kereta gantung :))).

Lepas dari kereta gantung, SANGAT disarankan buat langsung beli tiket balik. Iya, nggak ada bus apalagi LRT buat balik ke KL Sentral atau pun Gombak dari tempat menurunkan penumpang. Hanya ada taksi yang muahaaal banget ratenya. Yaaa, kecuali kalau kalian mau jalan-jalan di sekitar Genting ya. Kalau saya, karena mau langsung pulang ke Surabaya, jadinya beli tiket skyway lagi dengan harga sama. Antrean untuk balik nggak seramai sebelumnya. Di sini hanya antre lima menit bisa langsung naik.

Jadwal bus

Dari Genting menuju KL Sentral bisa beli tiket seharga 4,3 RM dengan lama perjalanan satu jam. Ketersediaan tiket tergantung kuota. Jadi, berdoa saja semoga jadwal bus yang kalian tumpangi bisa mengejar jadwal flight. Nah, karena punggung dan mata saya sudah nggak bisa diajak kompromi, perjalanan naik turun meliuk-liuk gunung pun akhirnya saya lewatkan. Tentu sambil berdoa semoga perjalanan ke KL Sentral nggak pakai acara macet mengingat saya harus melanjutkan KL Sentral-KLIA2 yang lagi-lagi busnya tergantung jadwal :D.

Jadi, nggak rugi juga main-main ke Genting Highland buat nyicipin naik kereta gantung tercepat di dunia. Seru? Banget. Murah? iya! Mau lagi? Bolehlaaah :)).

Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan