Coban Sewu: Keindahan di Batas Malang dan Lumajang
Air Terjun Tumpak Sewu (taken by: Har)
Jumat menjelang subuh saya langsung berkemas seusai berkirim
pesan dengan Har beberapa menit sebelumnya. Pagi itu, saya memutuskan untuk
pergi ke Lumajang, bermain ke Air Terjun Coban Sewu (artinya: banyak air terjun) atau banyak orang juga
menyebutnya sebagai Air Terjun Tumpak Sewu. Tanpa banyak wacana dan rencana. Begitulah
biasanya jika saya akan jalan dengan Har—maupun Navis. Saya lebih menyukai
pergerakan yang spontan, impulsif begitu. Beda sekali dengan teman-teman
kebanyakan—yang banyak wacana tapi nol ekskusi. But wait, meski begitu kalian masih teman-temanku kok :))).
Seger, Gan...
Saya pergi ke Lumajang dengan bus seusai mengantarkan Tita
sekolah. Namanya juga one day trip dengan
orang yang sudah tahu kebiasaan masing-masing. Jadi, saya nggak perlu pusing
memikirkan itinerary. Toh, selama ini
saya juga jarang banget bikin itinerary
kalau cuma jalan sehari. Yang penting sampai tujuan. No matter what happened inside, just make it happen, gitu aja.
Perjalanan Surabaya-Lumajang membutuhkan waktu sekira 4-5
jam tergantung kondisi jalanan. Kala itu, perjalanan saya lancar jaya. Makanya,
sebelum jumatan saya sudah tiba dan dijemput Har di perempatan pendopo. Dari pendopo,
perjalanan kami berlanjut menggunakan motor menuju Sidomulyo, Pronojiwo atau sekira
dua jam jika ditempuh santai melewati wilayah tambang pasir ilegal yang tenar
itu.
Tambang pasir
Udara dingin akan menyelusup pori kulit begitu pemandangan sudah
berganti dengan pepohonan di jalan yang serbaberkelok. Tapi bukan Har namanya
jika tidak tetap ngebut di jalan seperti itu. Saya yang dibonceng antara menikmati
dan sedikit was-was. Ya gimana enggak, kami pernah jatuh dari motor dua-tiga
kali gegara gaya nyetir Har—yang begitu. Saat perjalanan ke Bromo dan ke pantai
perawan Jonggring Saloko, Malang Selatan.
Dari jauh...
Sebenarnya, Air Terjun Tumpak Sewu ini berada di perbatasan
Malang dan Lumajang. Kalau dari Lumajang, untuk mencapai air terjun, pengunjung
harus melewati bebatuan di balik Goa Tetes—yang Masyaallah butuh tenaga dan
napas ekstra buat mencapainya. Berbeda jika dari Ampel Gading, Malang,
pengunjung hanya perlu menuruni anak tangga darurat yang dibuat penduduk
sekitar dan langsung menemukan air terjun.
Goa Tetes
Air Terjun Tumpak Sewu ini dibuka setiap hari dan tutup
setiap pukul 16 sore. Untuk masuk ke tempat wisata yang makin ramai sejak
didatangi oleh tim My Trip My Adventure ini pengunjung hanya perlu membayar
lima ribu rupiah perorang. Murah meriah alias hemat di kantong, kaaan?
Nggosip bisa juga
Kami datang agak sore, sekira pukul 14.30. Kami pikir, kami
adalah rombongan terakhir yang berkunjung hari itu. Ternyata nggak juga. Tepat di
depan kami ada rombongan beranggotakan lima orang yang juga baru sampai. Mereka
juga dari Surabaya dan selanjutnya kami bergabung menjadi satu rombongan besar.
Nggak salah kami bergabung dengan mereka. Sebab, suasana capek karena naik
turun bebatuan langsung cair gegara mereka yang geblek abis :))).
Rombongan dadakan (taken by: Andre)
Sebenarnya ya, kalau nggak ingat air di air terjun dan
sekitar Goa Tetes itu dingin, saya pingin banget buat nyemplung dan main air. Yaa,
walaupun akhirnya nyemplung juga, sih, meskipun nggak full body.
Dari Goa Tetes, kalau mau turun ke Air Terjun Tumpak Sewu
bisa berjalan naik turun di tebing curam sekira 30 menit saja. Jangan lupa atur
napas dan banyak doa yaa. Jalanan di bebatuan selain terjal dan curam juga
licin. Belum lama sebelum saya ke sana seorang mahasiswi asal Malang dikabarkan
tewas karena terpeleset saat selfie. Naudzubillah...
Ciyeee, traveling pake dresscode...
Tapi, percaya sama saya kalau perjalanan lelah, serbabasah,
dan berkeringat yang menyisakan napas satu-dua ini akan terbayar lunas dengan
keindahan air terjun yang debit airnya kencang abis. Dan, apa yang saya
pikirkan benar adanya. Sesampai di air terjun, cukup banyak pengunjung (mereka
datang dari jalur Malang) yang mengenakan kaos bertitel acara tv, berfoto, dan
meneriakkan jargon acara traveling di televisi swasta itu. EAAA abis, kan...
Air Terjun Tumpak Sewu
Well, kalau mau
berkunjung ke Air Terjun Tumpak Sewu, ada baiknya bawa pakaian ganti. Jangan lupa
juga bawa air yang cukup biar nggak kecapekan. Perhatikan alas kaki yang
digunakan, pilih sol yang anti-selip biar nggak licin.
Bagus tapi pegel. Diajak lagi? Ogah! :)))
Jadi, tertarik nggak buat main-main ke Air Terjun Tumpak
Sewu?
Kalau saya, diajakin buat ke sana sekali lagi sudah nggak
sanggup, deh, meskipun pemandangannya bagus banget. Sudah cukup sekali dan nggak
mau lagi. Tulang paha dan punggung rasanya mau patah sehari setelah liburan ke
sini *balungane tuwo :)))*.
Selamat berlibur, anw!
Saya dan Har (taken by: Endro)
Comments