Pemotretan Model di Bukit Jaddih Bangkalan

Saya yakin, sebagian dari kalian sudah banyak yang eksplor Bukit Jaddih di Bangkalan. Soalnya, tempat ini memang lagi naik daun 1-2 tahun belakangan. Padahal kalau menurut saya, yaaa... biasa aja, hehe. Makanya, kalau diajak ke sana, saya bakal mikir dua kali kalau niatnya cuman buat foto-foto. Panas cuy.
Tapi, pada akhirnya saya mampir ke Bukit Jaddih juga. Tujuannya, motret model. Biar kesannya kayak fotografer pro gitu. Padahal aslinya, saya cuman main-main ambil gambar, haha. Makanya foto-foto di sini nggak ada yang bener:)).

Bukit Jaddih bisa ditempuh satu jam perjalanan dari Surabaya via Jembatan Suramadu. Berangkat pagi-pagi sangat disarankan karena di sana amat panas.
Sebetulnya, Bukit Jaddih adalah bukit kapur yang biasa kita temui di perbukitan kapur seperti di daerah-daerah lain. Yang membuat tampak hits, adanya aktivitas eksplorasi kapur membentuk perbukitan unik alias bocel-bocel.

Aktivitas penambangan kapur tersebut biasanya menyisakan luka. Maksudnya, ada yang menjulang tinggi membentuk kubus-kubus atau ada juga yang meninggalkan lubang. Di sisi lain, ada bagian yang menyisakan cekungan dalam menandakan wilayah tersebut dieksplor menuju bawah tanah. Cekungan-cekungan ini jika terisi air hujan dalam jumlah banyak akan berwarna hijau toska menyerupai danau. Kalau di Belitung, mirip Danau Kaolin.

Eksplorasi dilakukan setiap hari sepanjang waktu kecuali malam. Nggak heran, kalau mampir ke sini akan ada truk-truk seliweran.
Untuk masuk ke wilayah ini, kalian wajib bayar 2000 rupiah untuk motor atau 5000 rupiah untuk mobil. Di dalam, kalian akan ditanya, mau motret wisata atau prewed. Nggak semua mobil ditanya. Karena hanya mobil saya yang ditanya dan wajib bayar 10.000 rupiah.

Jeleknya tempat (wisata) yang nggak dikelola resmi--baik swasta atau pemerintah memang begitu. Rombongan saya, datang dengan empat mobil. Salah satu mobil berisi tiga model. Orang lokal narik fee liar sebesar 200 ribu rupiah. Gila aja. Padahal mereka nggak ada kasih bukti pembayaran sama sekali. Sa-ma se-ka-li.
Mereka bakal rela ngotot minta jatah biar pengunjung bayar. Ngeselin abis. Gini mimpi maju dan mendunia. Mana bisa.

Banyak tempat yang bisa dieksplor buat pemotretan model terlepas orang lokalnya ngeselin abis. Yang paling banyak, pengunjung memilih turun ke bawah. Ke tempat yang mirip-mirip Kawah Putih. Ada cekungan mirip danau dan dikelilingi perbukitan putih. Ada juga kolam renang goa pote yang mungkin menarik bagi pengunjung.

Rombongan kami nggak turun. Pilih sisi lain yang memang bisa dipakai untuk pengambilan foto. Karena bareng sama fotografer desainer dan promosi mal, saya ngikut mereka. Lebih naik dan jauh dari pengunjung. Biar fokus dan beda anglenya.

Pemotretan dilakukan cepat-cepat. Bukan karena kami malas motret dan ambil video. Tapi karena panas dan salah satu model yang berstatus ibu menyusui nyaris pingsan di lokasi. Ya syudaaah, jepret-jepret sebentar langsung balik ke Surabaya. Nggak kebayang ada pasangan calon manten yang baru datang buat prewed padahal jam sudah pukul 10.30. Bayangkan panasnya.
Kapan-kapan, kalau kalian mau motret, mending pagi-pagi udah nyampe sini. Paling nggak bisa dapat cuaca sejuk, dingin, dan bisa eksplor semua lokasi.

Comments