Posts

Showing posts from 2018

Mudahnya Membuat Paspor untuk Bayi

Image
ULP Graha Pena Surabaya Berbekal iseng dan rencana dadakan, saya dan suami sepakat membuat paspor untuk Elif. Pun dia masih belum setahun. Siapa tahu bisa jalan-jalan ke luar negeri sering-sering. Amin! Sekarang pembuatan paspor menggunakan antrean online melalui aplikasi immi seminggu sebelumnya. Saya pun menyiapkan hari untuk pembuatan paspor Elif. Pilihan pembuatan paspor di Surabaya ada di Kanim I Waru, Kanim I Tanjung Perak, dan ULP Graha Pena. Saya pilih Graha Pena karena dekat dengan kantor dan rumah. Nah, karena menggunakan antrean online, maka pelayanan paspor pun sangat mudah. Antrean nggak mirip zaman saya bikin paspor dulu. Sekarang cukup scan barcode, duduk manis isi form sambil nunggu nomor dipanggil. Jempol dua untuk imigrasi! Makanya, saat mengantre Elif nyaman sekali ngepel lantai. Nggak berasa lama. Oh ya, wajib banget sebelum antre sudah menyiapkan berkas-berkas ini yaa: 1. Akta kelahiran anak (asli + fotokopi) 2. Kartu keluarga (asli + fotokopi) 3. KT

Jalan-jalan Bareng Bayi, ke Bali Saja!

Image
Happy! Heu, lebay banget judulnya. Padahal cuma mau pamer kalau Elif udah main-main sama ombak di usia ke sembilan bulan. Nggak nggumun-nggumun banget tho? Biasa ae tho? Biasa yo ben, wkwk. Tapi yang jelas, Bali emang pas dan cocok banget buat mengenalkan alam ke Elif. Bisa kelosotan di pasir pantai. Kecek-kecek di tepi pantai. Goleran di tanah lapang. Bebasss. Tur ya aman juga. Wong ayah ibunya mentelengi ngawasi 24 jam. Kalau pas Elif kejedot, jatuh, ya monmaap, ayah ibunya ini manusia biasa. Bisa khilaf juga:p. Kenalan sama ombak :* Nggak ada alasan lain kenapa Bali saya pilih buat uji coba Elif main-main sama alam. Selain waktu penerbangan yang pendek, wisatanya sudah tertata apik. Penginapan banyak dan murah. Makanan halal juga segambreng. Yang murah juga banyak, Cyin. Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Alhamdu... Lillah. Nyiur~ Dan, ketika tiket pesawat dan hotel sudah di tangan, saya pun dengan entengnya mengatur rencana. Pantai. Biar El

Berry Glee Hotel: Hotel Ramah Anak di Kuta Bali

Image
Lobi hotel Pertimbangan pertama kali saat memilih hotel adalah harus nyaman. Begitu saya pikir ketika Elif hadir di antara kami. Maka, ketika rencana liburan dibentuk, saya pun getol mantengin hotel-hotel dengan beragam fasilitas. Ada kolam renang wajib. Soalnya Elif bawa pelampung. Sarapan gratis juga wajib. Kalau bisa yang enak. Harga harus murah tapi nggak murahan. Lalu yang lain menyesuaikan. Free akses internet Saya pun berkali-kali cek hotel. Lengkap dengan testimoni pengunjung. Sumpah, niat banget. Nah, di tengah usaha saya itulah, Berry Glee Hotel di Kuta ditemukan. Reviewnya oke punya. Yang paling bikin makin jatuh cinta sama hotel ini adalah... Ada play groundnya! Udahlah nggak pake mikir berkali lipat. Saya langsung booking buat dua malam di sini. Kolam renang Fasilitas tjiamik yang bikin saya suka adalah apa yang jadi standar semuanya ada. Bahkan melebihi ekspektasi. Nggak lebay. Soalnya selama dua malam ituuu saya cuma bayar 475.000 rupiah! Wkwkwk.

Staycation di Ubud, Menginap di Sapulidi Resort and Spa

Image
Sapulidi resort and spa Liburan ke Bali jadi momen pertama kali bagi Elif untuk naik pesawat. Momen pertama kali juga bagi kami membawa gembolan yang diminimalisir seminim mungkin. Maklum, luar pulau. Agak jauhan dikit dari Surabaya. Tapi, karena memang kami niat berlibur di sana, tanpa itinerary, ya sudah mengalir saja. Toh, saya berhasil mendapatkan hotel yang nyaman amat di Ubud. Kamar luas, halaman luas, suasananya tenang. Bikin nggak mau pulang. Kamarnya yahud yaa Kenyataannya kami memang banyak leyeh-leyeh di kamar. Nggak ngejar tempat wisata yang meskipun dekat sepelemparan beha. Tiap mau jalan yang dipikirkan cuma satu, "Elif nggak papa, nih? Ntar dia capek," atau "Elif ntar kepanasan," atau begini "Jam tidurnya Elif, nih, tunggu sampai bangun aja biar nggak rewel," Gitu aja terus sampai negara api menyerang. Private pool Tapi toh, maksud dari liburan itu, kan, biar kami bebas ngapa-ngapain bertiga. Yang biasanya kerja

Oase itu Bernama Air Terjun Oenesu

Image
Oase oenesu Minggu pagi di Kupang amat sepi. Banyak jalan dialihkan lantaran hampir di tiap jalan ada peribadatan Minggu. Gereja semua berbenah. Jemaat satu persatu keluar rumah berjalan kaki atau berkendara menuju gereja. Bagi saya, pemandangan itu amat syahdu. Sesyahdu melihat umat muslim berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan ibadah salat. Karena tak ikut peribadatan, maka Minggu pagi saya gunakan untuk keliling Kupang. Pagi-pagi sekali sebelum sarapan, saya dan suami sudah tancap gas menuju Air Terjun Oenesu. Letaknya dekat saja dari penginapan kami yang ada di Oesapa Selatan. Sekira 45 menit perjalanan menggunakan motor atau setara 31 kilometer. Selamat datang di Air Terjun Oenesu Masalahnya, meskipun jalanan lengang dan lancar, tapi tak semua jalan dibuka. Banyak yang dialihkan dan itu membuat kami cukup semrawut memilih jalan. Estimasi waktu yang semula tampak sebentar jelas molor. Apalagi nggak ada warung makan buka untuk sekadar sarapan sambil bersantai

Pantai Oesosole: Pantai Cantik di Ujung Rote Timur

Image
Oesosole "Pantai? Masih lurus," "Masih jauh?" "Dekat sa," Berbekal percakapan itu, saya dan suami memutuskan untuk berangkat menuju Pantai Oesosole di Faifua dari Danau Laut Mati yang ada di Sotimori. Kami lupa, kalau ukuran dekat bagi warga daerah itu sangat jauh bagi warga kota. Saya yang kala itu hamil empat bulan (meskipun udah nggak separah saat hamil muda) tetep aja kalau perjalanan jauh bikin pinggang patah-patah. Nyiur melambai Meski jarak terbilang amat sangat jauh untuk ukuran orang hamil, saya tetap memaksa suami untuk berangkat. Nggak peduli kami harus menyesuaikan waktu keberangkatan kapal untuk kembali ke Kupang. Pokoknya kudu sampai ke Pantai Oesosole. Kudu! Ya, namanya juga orang hamil yaa:))) Rumah penduduk beratap jerami Dan, Subhanallah, jarak itu beneran jauh. Berulang kali kami bertanya pada orang, berkali-kali pula kami harus melaju luruuuus sesuai petunjuk warga. Nggak ada papan petunjuk sama sekali. Jan

Jangan Cari Penyu di Pantai Teluk Penyu Cilacap

Image
Teluk Penyu Tersebutlah Pantai Teluk Penyu, salah satu pantai jujukan wisatawan tiap berkunjung ke Cilacap. Tidak terkecuali saya. Walaupun niat maju mundur, toh, saya ke sana juga. Untuk kali kedua pula. Maruk? Suka? Ngefans? Ya tentu tidak. Gara-garanya cuma satu; enggak ada wisata lain di Cilacap. Hvft banget, kan? Makanya biar kesannya kayak liburan, ke pantai juga lah pada akhirnya. Yaa, maksud hati mau ngenalin pantai ke Elif, apa daya yang digendong nemplok tidur lelap sekali. Mercusuar di Teluk Penyu Masuk ke kawasan Teluk Penyu pengunjung dikenai biaya 7,500 rupiah perorang. Saran saya, datanglah sebelum jam 10 pagi saat weekdays. Niscaya kalian bebas dari biaya masuk. Caya, deh. Sebagai arek Suroboyo yang juga punya pantai *standing applause* Teluk Penyu nggak jauh beda sama Kenjeran, wkwkwk. Sumpah, mirip. Cuma arusnya lebih kencang sikiklah. Untuk gradasi warnanya mirip-mirip gitu. Antara coklat, butek, dan nggak ada manis-manisnya. Hanya saja, di Teluk

Benteng Pendem, Saksi Sejarah yang Miskin Informasi

Image
Benteng pendem dari Teluk Penyu Akhir pekan kemarin, saya dan keluarga iseng jalan-jalan ke Benteng Pendem. Mumpung lagi nganterin suami pulang, sekali dayunglah ya. Sebenarnya, saya enggak niat-niat banget buat masuk ke sini. Tapi, karena sekali jalan dari Teluk Penyu (yang juga enggak niat-niat banget didatengin) yawislah sekalian aja. Anaknya pulang kampung... Benteng Pendem sesuai namanya adalah benteng yang dulunya terpendam. Namun, Pemkab Cilacap menemukan keberadaannya tahun 1986 dan memutuskan untuk membuat lokasi tersebut sebagai wisata sejarah. Benteng dikelilingi parit Berdasarkan hasil skimming, saya menemukan fakta bahwa benteng ini dulunya adalah peninggalan Belanda. Dibangun pada tahun 1861 hingga 1879 dan difungsikan sebagai benteng pertahanan tentara Hindia Belanda. Namun, ketika perang melawan Jepang pada 1942 benteng tersebut jatuh ke tangan Jepang dan ditinggalkan tiga tahun setelahnya. Lantaran kala itu Nagasaki dan Hiroshima dibom oleh sekutu