Pantai Oesosole: Pantai Cantik di Ujung Rote Timur

Oesosole

"Pantai? Masih lurus,"

"Masih jauh?"

"Dekat sa,"

Berbekal percakapan itu, saya dan suami memutuskan untuk berangkat menuju Pantai Oesosole di Faifua dari Danau Laut Mati yang ada di Sotimori. Kami lupa, kalau ukuran dekat bagi warga daerah itu sangat jauh bagi warga kota. Saya yang kala itu hamil empat bulan (meskipun udah nggak separah saat hamil muda) tetep aja kalau perjalanan jauh bikin pinggang patah-patah.

Nyiur melambai

Meski jarak terbilang amat sangat jauh untuk ukuran orang hamil, saya tetap memaksa suami untuk berangkat. Nggak peduli kami harus menyesuaikan waktu keberangkatan kapal untuk kembali ke Kupang. Pokoknya kudu sampai ke Pantai Oesosole.

Kudu!

Ya, namanya juga orang hamil yaa:)))

Rumah penduduk beratap jerami

Dan, Subhanallah, jarak itu beneran jauh. Berulang kali kami bertanya pada orang, berkali-kali pula kami harus melaju luruuuus sesuai petunjuk warga. Nggak ada papan petunjuk sama sekali. Jangan harap!

Lalu, ketika kami sampai pada jalan terakhir yang beraspal mulus, kami bertanya pada dua orang wanita berjilbab yang amat ramah. Sama dengan sebelumnya, keduanya menyarankan kami untuk tetap tabah jalan lurus sekalipun jalannya hancur parah. Subhanallah...

Paduannya oke ya?

Dalam hati sebenarnya saya khawatir, bener nggak, sih, ini jalannya? Dibanding yakin, lebih banyak nggak yakinnya. Masyaallah. Terakhir, dengan segenap hati, saya kembali turun, bertanya. Dan, di sanalah oase muncul.

"Itu, dekat sa. Sudah terlihat,"

Alhamdulillah.

Tapi kata dekat itu yang bikin saya kembali keder. Karena memang nggak keliatan sama sekali. Secara ini pantai ternyata berada di balik bukit, Ya Allah. Suami sempat balik badan karena nggak jelas beneeer jalannya. Tapi karena kembali ketemu orang yang kami tanyai sebelumnya dan beliau bilang, "kenapa balik? Pantainya su dekat,"

Maka kami putar balik lagi.

Ini pantai dimana, Tuhaaaan? :)))))

Ternyata ini pantainya

Namun, ketika sampai di pantai yang memang super sepi, tanpa pengunjung, dan hanya ada beberapa rumah beratap jerami, saya langsung takjub. Masyaallah. Ini cantiiik banget. Pasirnya haluuus, putih bersih, gradasi warna airnya bagus. Beberapa pohon kelapa rindang cukup meneduhkan hati dan pikiran. Duh, enggak nyesel sama sekali. Kecuali ketika tengah-tengah saya mengagumi pantai, tiba-tiba suami bilang,

"Udah? Yuk, balik,"

Ya Allah, tega!

Ibu hamil empat bulan:))

Oh ya, Oesosole ini memang cantik. Debur ombaknya juga enggak besar kok. Tapi hati-hati, air yang tenang biasanya lebih mematikan. Selain itu, yang patut disayangkan adalah kondisi pantai ini penuh dengan sampah ranting pohon. Jadi, dominan tampak kotor. Sediiih.

Kotor :((

Btw, catet ya, ternyata dalam kondisi hamil sebaiknya nggak usah nekat naik motor perjalanan jauh.

Bayangkan, rute yang kami tempuh dengan motor yang beberapa kilometer medan di antaranya jalannya hancur:
Ba'a-Danau Laut Mati 49 km
Danau Laut Mati-Pantai Oesosole 31 km
Pantai Oesosole-Ba'a 57 km

Mayan ya? Mau coba? :))))

Pasir selembut kapas

Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan