Taman Kelinci: Alternatif Liburan di Kota Batu

Taman Kelinci

Berwisata ke Kota Batu banyak banget alternatif wisatanya. Karena memang Batu disetting sebagai Kota Wisata. Bahkan, hal-hal remeh pun bisa jadi tempat wisata.

Salah satunya ya, Taman Kelinci yang ada di dekat Wisata Paralayang dan Omah Kayu.

Sebenarnya saya nggak tertarik buat main ke Taman Kelinci. Tapi terlanjur keprucut ngomong dan janji ke Elif, kalau kita akan ke Taman Kelinci. Ya, sudah, ditepati janjinya. Saya nggak mau Elif merasa di-PHP, karena saya tahu di-PHP itu pedih.

Apalagi kalau lagi sayang-sayangnya, sering kontak-kontakan, eh, ternyata cuma dianggap teman #EAAA :))))

Kelinci

Sebelum ke Taman Kelinci, ekspektasi saya adalah akan ada banyak kelinci yang dilepasliarkan di taman. Pengunjung bebas main-main dan kasih makan kelinci.

Ternyata benar!

Tapi cuma beberapa biji kelinci doang. Hadeeeeh. Ini, sih, kayak main-main sama kelinci tetangga.

Mana tiket masuknya mahal pula. 20ribu perorang dan anak di atas setahun bayar separoh. Nanti pengunjung bakal dapat voucher potongan harga sebesar 2.500 rupiah yang bisa dipakai buat minum susu. Aturan dapat tiga voucher ya, tapi di pintu masuk vouchernya Elif diambil lagi. Katanya, voucher tidak berlaku bagi pembayaran separuh harga. Tapi, pas ditukar, ternyata dua voucher potongan harga, punya saya dan suami, dihargai satu gelas kecil susu hangat. OKE! Aneh banget.

Taman Kelinci

Masuk ke Taman Kelinci biasa saja menurut saya. Tapi mungkin bagi bayi-bayi kicik tempatnya menyenangkan. Padahal cuma ada patung kelinci di beberapa tempat dan tamannya didesain berbukit-bukit. Ya, wajar, kontur Batu, kan, memang begitu.

Hap!

Nah, masuk ke tamannya, ada beberapa kandang kelinci yang isinya satu-dua ekor kelinci. Tapi, dalam penglihatan mata saya, cuma ada beberapa biji kelinci yang main-main di taman. Sisanya, entah kemana. Kandangnya kosong.

Elif juga kayak kecewa gitu begitu melongok ke kandang, tapi kelincinya nggak ada. Sedih juga aku tu liatnya :((.

Mana kelincinya?

Saya pun mengajak Elif ke bangunan yang ternyata berisi puluhan kelinci di kandang. Dari bentuk kelincinya, saya menduga itu adalah kelinci hasil persilangan antarras. Tapiii sayang seribu sayang, saya nggak ngerti persilangan antar ras mana saja. Karena nggak ada informasi apapun tentang itu.

Mendaki-daki

Jujur saja, saya suka kecewa kalau ada tempat wisata yang nggak lengkap begini penjelasannya. Berwisata itu, kan, cari pengalaman, cari informasi di luar buku pelajaran. Eh, ini nggak ada informasi apapun yang didapat.

Masa pengunjung disuruh menganalisa, mengira-ngira, kalau varietas kelinci yang ada itu dari negara yang berbeda. Gitu doang? Kan, saya nggak bisa cerita sama Elif, kalau yang dilihat itu kelinci yang berbeda. Entah jenisnya, makanannya, kebiasaannya, habitatnya.

Jadi kzl zbl.

Kelinci apa aja ini? 

Di Taman Kelinci, ada beberapa permainan ketangkasan yang bisa melatih motorik kasar anak. Tapi ya gitu, bentuknya nggak terawat. Saya jadi mikir, ke sini ngapain coba? Hadeh.

Tapi buat yang mau berswafoto masih bisa. Meskipun menurut saya nggak bagus-bagus amat spot fotonya. Nggak yang Instagrammable banget gitu. Salah satunya di rumah kurcaci.

Rumah kurcaci

Kalau sudah capek, kalian bisa tukar voucher di sekitar kebun strawberry. Kebunnya biasa aja. Kayak pot bunga yang dijejer-jejer begitu aja. Wkwk, apes banget liburan begini, sih.

Jadi, bagi saya dan suami, Taman Kelinci ini nggak worth to try sama sekali buat dikunjungi. Mending ke Desa Wisata Pujon Kidul aja. Lebih murah dan menarik.

Rusak semua :((


Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan