Treking Bukit Campuhan Sambil Gendong Bayi

Campuhan Ridge Walk

Sudah lama saya pingin ke Bukit Campuhan. Tahun lalu saat ke Bali, saya memasukkan bukit ini ke dalam wish list, tapi langsung saya coret begitu tahu kondisi tidak akan memungkinkan. Ya gimana enggak, waktu itu Elif umur sembilan bulan beratnya sekira 9,5 kg belum bisa jalan. Alamat gendong terus naik turun tangga. Itu aja udah bikin kaki dan pinggang saya encok sepulang dari Tegalalang. Maklum Balungan tuwo:))).

Lalu tahun ini saya pun memasukkan Bukit Campuhan atau biasa disebut Campuhan Ridge Walk ke dalam wish list. Karena tempatnya dekat dari penginapan dan kami pingin wisata santai, maka hayuklah jalan ke Campuhan. Toh, Elif sudah bisa jalan. Jadi kalau pun gendong nggak banyak-banyak.

Trek di Bukit Campuhan

Tapi rencana tinggallah rencana. Elif malah tidur begitu kami keluar dari hotel. Mungkin kecapekan gegara habis berenang. Ya sudahlah, saya dan suami tetap gaspol meskipun Elif harus saya gendong.

Bukit Campuhan bisa ditempuh dari Ibah Villas. Lalu kalian bisa pilih jalan sebelah kiri tepat di sisi Ibah Villas. Di sana ada halaman sekolah SMK Pariwisata dan halaman kosong yang bisa dipakai untuk parkir kendaraan.

Ibah Villas

Jalan kaki dimulai sesaat setelah memarkir kendaraan. Kalian akan menemukan jembatan dan Pura Agung Gunung Lebah. Di depan pura pilih jalan di sebelah kanan. Di situ lurus saja dan di situlah perjalanan treking dimulai.


Pura Agung Gunung Lebah

Trek di Bukit Campuhan sangat manusiawi. Karena sudah beraspal. Tapi akan lain ceritanya kalau sambil gendong bayi. Lumayan ngos-ngosan walaupun kaki masih bisa menapak dengan kuat. Di sini saya sadar, kalau lebih baik treking daripada naik turun sawah. Kerasa bener bedanya.

Karena belum ada separuh perjalanan saya merasa nggak nyaman gendong Elif di depan, saya pun meminta suami untuk mengganti posisi Elif. Elif coba gendong di belakang punggung. Toh, baby carrier saya cukup kuat.

Gendong tas ransel :))

Sebelumnya saya pernah meletakkan Elif di punggung, tapi dia menolak. Nah, karena sekarang dia lagi tidur, kesempatan lah untuk dicoba. Ehee~

Ternyata gendong Elif di punggung lebih yahud! Mirip-mirip gendong tas ransel. Cuma kepalanya harus sering-sering diawasi biar nggak terlalu miring.

Treking hore

Treking di Bukit Campuhan sekira ada dua kilometer. Jalan doang naik turun. Waktu yang pas buat ke Bukit Campuhan saat matahari terbit dan terbenam karena suasananya dingin, nggak panas, dan bisa lihat semburat jingga matahari.

Sayang, kami tak sampai selesai treking dua kilo. Alasannya, mau nyari apaaa jalan sampai ujung sementara mau foto ala-ala Instagram juga susah karena rame bener wisatawan. Akhirnya, setelah separuh jalan, kami putar balik. Tepat saat Elif bangun dan kebingungan kenapa dia ada di belakang punggung saya, wkwk.

Bayi baru bangun tidur:))

Gendong bayi sambil treking bagi saya enaque juga. Walaupun pada akhirnya Elif nggak jadi diturunkan biar jalan sendiri gegara dia mager. Tapi mayan juga, bisa dapat foto di alang-alang walaupun tukang fotonya kurang ciamik ambilnya :((((. Btw, I'm not the only one mom with baby in carrier ya, malah ada bule yang bersiap treking sambil bawa stroller 😭

Senja yang belum sempurna

Oh ya, kalau mau treking sampai ujung bisa kok. Ada Karsa Cafe yang bisa dijadikan tempat istirahat. Atau ada juga kafe entah apa namanya yang juga menyediakan ayunan dengan latar belakang persawahan. Tempatnya dekat dengan permulaan treking. Menyajikan menu makanan ringan seperti jagung bakar dan minuman hangat. Lumayan buat isi energi sebelum treking.

Main ayunan

Jadi, tertarik buat ke Bukit Campuhan yang sudah mulai ramai ini? Tidak ada biaya apapun yang dikenakan untuk masuk ke sini. Wisata hemat, badan sehat.

Greenish

Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan