Menginap di Mola2 Resort Serasa Honeymoon Lagi

Mola2 Resort 

Memutuskan untuk menginap di Gili Air sebenarnya saya harus mempertimbangkan harga hotel yang ditawarkan. Aturan kalau di daratan bintang dua-tiga sudah bisa dapat harga 200-300ribu permalam, mana bisa kalau di pulau?

Tapi saya pantang mundur.

Sejak awal, saya mengincar untuk memesan Mola2 Resort. Pertama karena tempatnya dekat dengan dermaga, kedua view-nya langsung laut jadi bebas mau lihat sunset, dan ketiga karena kamarnya luas. Tapi sungguh, harganya sangat tidak bersahabat bagi kantong saya.

Jalan santai cari makan malam

Saya cek di sejumlah aplikasi penyedia kamar hotel harganya mulai 800ribu rupiah. Sumpah, saya nggak mampu! Mungkin kalau memang niat menginap dan menyisihkan uang segitu ya mampu. Tapi prinsip saya, pengeluaran hotel saat liburan sangat bisa ditekan. Toh, hotel hanya untuk tidur. Bayar mahal untuk tidur? Nggaklah.

Alhamdulillah, usaha saya membuahkan hasil. Di Agoda, saya mendapatkan Mola2 Resort seharga 500ribu rupiah! Masih terjangkau untuk ukuran bintang empat, free breakfast, view pantai, dan fasilitas oke lainnya.

Anak kicik bahagia

Saya langsung bayar dan membayangkan yang iya-iya, wkwk.

Sesampai di Gili Air, setelah menyebrang dari Pelabuhan Bangsal selama 10-15 menit, kami langsung menuju resort. Jalan kaki, for sure. Meskipun hari mulai panas, dan jaraknya 750 meter dari dermaga, oh sungguh saya tak sabar sampai kamar!

Petugas resort menyambut kami dengan segelas jus nanas yang memang cocok dengan suasana kala itu. Setelah antre check in, kami pun diantar ke kamar paling murah, yang letaknya paling belakang. Gapapaaa, Hayati tetap bahagia 🤪

Kamar paling murah 😆

Begitu masuk kamar, yang saya lakukan adalah memotret setiap detail fasilitas yang ada. Mulai kamar tidur, kamar mandi, dan perintilan yang ada.

Oh yaa, satu lagi... Lima menit berselang, saya baru ngeh kalau ada dua bebek nangkring di atas kasur. Mengingatkan saya pada suatu hal.

Bebek nangkring 🤭

"Eh, ada bebek, kok kayak kamar orang lagi hanimun ya?" Tanya saya pada suami yang sedang sibuk main hape.

"Ohh, apa petugasnya ngira kita lagi hanimun? Padahal kita bawa anak," saya tertawa geli, masih ngomong sendiri.

Suami cuma ber-oh pendek. Nggak paham kalau lagi dikodein, wkwk.

Saya pun akhirnya merusak tatanan bebek bareng Elif sambil menghitung handuk yang melilit di sekitar bebek.

"Ya Allah, banyak banget handuknya. Handuknya kecil-kecil. Kira-kira buat apa coba?"

Hahaha, saya ngakak. Ini suami beneran nggak ngeh dikodein atau saya yang amatir ngode, sih? Saya jadi nyesel ngode, WKWKWK.

Seni instalasi

Tapi memang, Mola2 Resort ini menurut saya rekomen banget buat diinepin sekali lagi. Sama halnya saat di Ubud pas nginep di Sapulidi Resort and Spa. Suasananya mendukung sekali buat goleran every single minute.

Mau lebih santai? Tinggal jalan kaki nyeker ke pantai, goleran di kursi, nunggu sunset sambil makan es krim. What a life.

Sunset

Mau lebih asyik lagi? Bisa memanfaatkan fasilitas sepeda gratis buat keliling pulau. Cuma, karena gratis, resort hanya menyediakan delapan sepeda yang pinjamnya cepet-cepetan. Kalau nggak kebagian yaa, selamat bengong di kamar.

Iseng-iseng, saya coba cek di internet, sebenarnya harga Mola2 Resort ini semula di atas sejuta untuk kamar paling murah. Tapi, karena gempa enam bulan berturut-turut, asosiasi pengelola hotel akhirnya sepakat untuk menurunkan harga kamar. Tujuannya jelas untuk menarik wisatawan untuk datang ke Lombok.

Happy!

Jadi, duka Lombok justru membawa sukacita bagi saya karena dapat kamar murah. Tapi sesungguhnya, tidak semua hotel begitu. Malah, ada hotel yang baguuus banget justru tutup. Ayunan di tepi pantainya dibiarkan begitu saja. Restonya dibiarkan berantakan dengan meja dan kursi ditumpuk. Padahal saya yakin dulunya hotel tersebut ramai dan dipatok mahal. Entah karena pascagempa bangunannya banyak yang rusak, atau karena tidak laku? Tapi saya pikir alasan kedua tidak akan terjadi di jaringan hotel tersebut.

Tipe lumbung paling mahal

Tipe agak mahal tapi tetep nggak terjangkau 🤣

Mola2 Resort buat saya cocok banget buat melipir sejenak dari kehidupan sehari-hari. Suasananya sangat mendukung buat leha-leha all the time. Tipe kamarnya juga beragam. Mulai tipe paling murah sampai tipe lumbung yang bertingkat.

Tapi, karena kamar saya paling murah, entah sengaja atau tidak, lantainya menurut saya kotor. Berasa nggak dipel karena terasa lengket di kaki. Saya bahkan mau minta sapu buat bersihin lantai sendiri. Akhirnya, saya gunakan handuk kecil-kecil yang sudah dibasahi buat ngepel lantai. Monmaap, kzl juga tamu dikasih lantai kamar kotor. Nggak cuma itu, dua gelas untuk membuat kopi-teh pun keliatan belum dicuci karena ada noda kopi di dalamnya. Lalu, TV kabel juga nggak bisa nyala. Telepon pegawai juga baru sejam datang ke kamar. Haduh, ini semacam kamar murah dikasih remah-remah.

Overall, Mola2 Resort memang rekomen buat diinepin. Apalagi buat hanimun. Tapi tolong diperhatikan lagi kebersihannya biar nggak bete kayak saya, wkwk.

Syenang!


Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan