Pengalaman Kena Random Check di Imigrasi Haikou China
The team
Akhir bulan November hingga awal Desember ini saya mendapat undangan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk gathering di Hainan, China. Alhamdulillah, saya mendapat izin dari kantor dan orang tua, wabil khusus suami dan anak untuk berangkat selama tiga hari lima malam.
Perjalanan dari Surabaya ke Haikou, ibu kota Provinsi Hainan, ditempuh menggunakan pesawat charter Lion Air selama lima jam. Karena pesawat charter, maka dominasi awak kabin diisi oleh rombongan tour and travel yang berasal dari Surabaya dan sekitarnya. Pesawat berangkat dari Surabaya pukul 19.25 dan sampai di Haikou, sekira pukul 1.30. Satu jam lebih cepat dari Surabaya.
Sampai di Haikou Meilan Internasional Airport membuat was-was ketika harus menghadapi petugas immi. Kendala bahasa yang bikin saya agak keder. Karena yang saya tahu, di China sangat sedikit orang bisa berbahasa Inggris. Padahal saya cuma modal Bahasa Inggris yang pas-pasan--dan tentu saja modal terbesar hanyalah doa.
Saat antre immi, seorang petugas immi menyuruh saya untuk antre di belakang mesin deteksi paspor, yang padahal mesinnya rusak. Masih ngeyel gitu disuruh antri 🙃
Saat baris di antrian pun petugas immi yang riwa-riwi bisa sesuka hati buat mindah barisan. Saya yang udah tinggal maju ke meja periksa, tiba-tiba disuruh pindah ke barisan paling panjang karena doi mau menutup barisan. Setelah saya pindah, dia membuka barisan lama saya dan menyuruh orang lain mengisinya. Astaghfirullah, sabaaar ðŸ˜.
Baru nyampe
Tiba giliran di depan petugas immi, saya diminta untuk melepas kacamata sekira 2-3 kali. Mungkin karena ekspresi saya di paspor dan kenyataan berbeda jadi doi kurang percaya. Lalu saya ditanya dalam bahasa--entah Mandarin atau Inggris, karena yang terdengar cuma shshshshh ðŸ˜--saya pun cuma bengong bego. Ya Allah, saya nggak ngerti mau jawab apa. Doi pun berkali-kali mengulang pertanyaan yang saya tetep nggak ngerti tanya apa ðŸ˜. Sampai dia panggil kawannya buat interogasi berdua. Baru saya tahu kalau doi tanya dimana saya tinggal, karena dia menyebut kata hotel. Tapi tetep, saya nggak ngerti dimana saya akan menginap. Karena dari tour and travel, nggak dikasih tahu nama hotel dan alamatnya. Dudulnya, saya juga nggak ada persiapan nanya. Saya pikir dengan travel agent bisa mempermudah proses immi, nggak taunya, hadeeeeh.
Penting! Memastikan alamat hotel, KBRI, di negara tujuan, bahkan tiket pesawat PP, untuk menghindari kejadian semacam ini.
Pengalaman di Singapura, saya tidak menginap di hotel, tapi saya tetap mencatat alamat hotel apapun yang saya temukan di website dan alamat KBRI Singapura. Ini untuk menghindari random check sewaktu-waktu. Masih untung kalau cuma ditanya alamat, coba kalau sampai diminta e-voucher hotel padahal kita nggak nginap, makin panjang urusan 🙃.
Percayalah, random check itu nyata. Nggak usah sesumbar berjuta kali ke luar negeri pasti akan lolos immi. Karena random check petugas immi datangnya lebih random dari jadwal menstruasi 🤪.
Nunggu boarding
Setelah empat hari di Haikou-Xing Long-Hainan, saya dan rombongan pulang. Dini hari waktu setempat, kami sudah mengantre immi. Saya sudah woles sewoles-wolesnya karena mikir, kecil kemungkinan kena random check saat mau keluar dari negara tujuan.
Tapi nyatanyaaaa....
Saya kena random check lagi. Masyaallah. Geregetaaan.
Masih untung sekarang saya ditemani oleh tour leader, nah, yang pas kedatangan kemarin saya cenggo kowa-kowo ijenan karena tour leader udah lolos duluan.
Awalnya saya pikir robot pendeteksi wajah yang ada di meja petugas immi sangat canggih. Jadi, nggak perlu lah khawatir kalau ada perbedaan antara foto paspor dan wajah asli saat ini. Apalagi saat deteksi sidik jari sudah dinyatakan lolos. Ngapain masih curiga?
Yaaa, namanya juga robot buatan manusia. Secanggih-canggihnya teteup aja bisa salah. Sementara manusia dibekali akal yang bisa membedakan sama tidaknya seseorang. Tapi, kenapa kok saya lagi?
Mbuh lah.
Saya sudah lelah seharian perjalanan duduk di bis, ditambah kena random check dini hari, ngantuk, merasa sangat embuh dan bodo amat. Modal Yassir lanaa umurona ya Allah dan banyak shalawat. Nggak lucu aja rasanya kalau saya ditahan berjam-jam sementara jadwal boarding sudah kurang dari setengah jam. Atau bahkan dideportasi dan diblacklist dari China. Sumpah gak lucu.
Hayati lelah...
Dua petugas immi tampak sibuk memeriksa ulang wajah saya dan paspor. Iyaaa memang beda, saya akui. Duluuu saya tirus, masih kinyis-kinyis. Sekarang? Sudah jangan ditanya. Yang tahu, mohon diam 🙃
Tour leader saya nanya dalam bahasa Mandarin juga diabaikan. Ya Allah, ini kenapa mesti saya lagi gituuu?
Akhirnya setelah 15 menit berselang, saya dilepas juga. Alhamdulillah. Kayak gini bikin saya mlz balik ke China lagi. Apalagi ketika ada teman yang bilang kalau China memang sering kasih surprise berupa random check, jadilah makin ilfeel saya.
Tapi yang jelas, saya sudah mencari ilmu sampai ke negeri China 🙂 #tsah #plak
Bye for the good one
Comments