Gili Trawangan dan Memorabilia

Biruuu!


Minggu lalu saya diajak Universitas Muhammadiyah Surabaya untuk main-main ke Gili Trawangan, Lombok. Pertanyaan saya kala itu adalah itinerarynya bagaimana? Soalnya kalau ke Lombok diisi dengan keliling tempat wisata aja, saya udah pernah. Tapi, begitu tahu itinerary cuma diam di Gili Trawangan dan nyemplung di tiga gili, waahhhh, seneng banget! Akhirnya snorkling lagi! 

Kalau nggak salah, saya terakhir snorkling tahun 2017 habis itu hamil, melahirkan, punya anak batita nyari tempat wisata kids friendly, lalu pandemi. Hwaaa! Asli seneng bangeett! Berasa bujang lagi 🤣🤣🤣🤣 

Bayangpun, duluuu saat bujang, saya sering sekali tiba-tiba menghilang ke Bali buat snorkling sehari. Pulau Menjangan di Taman Nasional Bali Barat jadi jujukan pertama. Nggak begitu jauh dari Surabaya, paket wisatanya murah, dan bisa cuma sehari aja! Budak korporat tentu saja senang dengan paket wisata seperti ini 😌 

Kalau nggak gitu, ambil cuti lalu hilang ke luar pulau yang ada pantainya. Tujuannya ya cuma biar bisa snorkling lalu duduk di tepi pantai sambil mikir, "Hidup keras banget, Cuy!" 😂 

Makanya, begitu dapat izin dari kantor dan keluarga siap nemenin Elif main all day long, saya langsung packing. Packing kali ini benar-benar mengingatkan saya saat bujang dulu. Astaga. So simple dan nggak perlu bawa barang banyak. Parah, dari mulai packing aja saya udah langsung semangat. Benar-benar berasa me time di depan mata 🤣 

Ya, maklum, sejak menikah saya jarang packing simple karena kudu nyiapin punya suami dan anak. Ya gimana bisa dibilang simple kalau packing bawaannya berasa mau perang 😌 

Jumat siang kami sampai di Bandara Lombok (yang ternyata ya ampuuun baru tau kalau bandaranya ganti nama). Perjalanan langsung dilanjutkan ke Pelabuhan Bangsal. Tapi sebelumnya mampir ke tepi pantai buat makan siang. Penyebrangan kali ini menggunakan speed boat. Hehe, saya jadi langsung kebayang pengalaman naik speed boat pas di Karimun Jawa. Sensasi goncangannya pasti beda dengan kapal biasa yang tiketnya lebih murah 🤪 

Nyampe Lombok


Marc Hotel Gili Trawangan menjadi jujukan rombongan yang nggak terlalu besar. Letaknya sangat dekat dengan pelabuhan. Desain hotel dan kamarnya juga oke untuk sekelas hotel bintang empat. Meskipun nggak ngerti kenapa desain wastafel ada di tengah kamar dan WC dipisah dengan shower room 😂. Ukurannya juga tergolong bersih dibandingkan dengan tempat saya menginap di Gili Air 2019 lalu 🙈 

Marc Hotel


Menghabiskan waktu sore, saya dan beberapa teman memutuskan untuk bersepeda keliling Gili Trawangan. Saya sempat membaca di flyer open trip jika keliling Gili Trawangan dengan sepeda butuh waktu 1,5 jam perjalanan. Ternyata benar! Kalau sepanjang perjalanan harus turun untuk foto-foto di semua spot, tentu saja keliling Gili Trawangan butuh waktu 1,5 jam bahkan 3 jam lebih 🤪 

Senja


Perlahan tapi pasti, senja tampak malu-malu. Namun senja di Gili Trawangan terasa hangat. Ingar bingar musik satu dua mulai terdengar. Deburan ombak tepi pantai, riuh obrolan ringan, berpadu embusan angin. Rindu... 

Ingat betapa dulu saya kerap menikmati momen seperti ini. Mengakhiri hari dengan duduk di tepi pantai. Menggenggam kamera. Menantikan surya tenggelam. Sampai betul-betul tenggelam. Kelam. Sendiri. 

Kadang, jika membuka file foto ada rasa hangat yang tiba-tiba menyeruak. Mengingat kembali momen-momen yang kala itu terekam. Betapa dulu selalu melarikan diri dari banyak masalah yang rasanya tidak bisa diselesaikan. Dan bagi saya, pantai adalah pelarian terbaik untuk berkontemplasi. Yaaa, walaupun nggak kelar juga masalahnya 🤣 

Ingar bingar musik malam di Gili Trawangan mulai bersahutan dengan suara azan Maghrib. Walaupun menurut saya nggak rame juga. Mungkin karena pariwisata baru dibuka lagi jadi belum sepenuhnya pelaku wisata make up ulang resto, hotel, atau pun barnya. 

Karena seingat saya saat ke Gili Trawangan 2014 lalu, dentuman musiknya nggak sesepi saat siang sekalipun. Ramenya bar atau resto yang mulai menyalakan musik ajeb-ajeb jujur tidak membuat saya tertarik karena selain nggak ngerti lagunya, apalagi penyanyinya, saya juga gampang pusing denger hentakan musiknya 🤣 

Saya justru lebih senang dengan musik yang enak dinikmati dengan santai sambil ngelamun. Semacam akustikan atau jazz. Tapi kenapa gituuu teman-teman saya habis makan malam di resto, yang hiburannya akustik, malah pergi nyari tempat yang isinya musik ajeb-ajeb 😩 

Udahlah enak duduk di resto sambil dengerin akustikan, malah pergi nyari tempat lain yang musiknya kenceng banget 😭 

Tapi kalau saya tetep di tempat akustikan yaaa nggak seru juga. Saya nggak hafal penyanyi dan lagu indo yang lagi hype. Apalagi kalau ikut nyanyi sering salah lirik dan nada. Malunya ditanggung sendiri, Cuy! 🤣

Yogi Samantha Music


Sabtu pagi saatnya nyemplung. Saya yakin banget pemandangan under waternya pasti bagus. Dan emang bagus. Seneng aja gitu rasanya cuma ngambang ke sana kemari sambil lihat ikan warna-warni seliweran di tengah karang. Huhuhu, I made my day! 



Beneran masih nggak nyangka bisa snorkling lagi setelah lima tahun absen 😭 Jadi makin yakin, suatu saat pasti bisa ngajak suami dan Elif buat snorkling bareng. Tinggal nunggu Elif agak gedean dikit dan bisa renang baru gasss 🔥 

Perjalanan ke Lombok kemarin benar-benar berkesan buat saya. Karena seketika membuat saya rindu setengah hidup dengan masa lalu. Tempat terjauh, yang sejauh apapun mengejarnya, nggak akan bisa sampai. 

Masa saat solo backpacking menghilangkan penat karena patah hati berkali-kali dengan orang yang sama. Saat bersama teman baru yang tiba-tiba di jalan terlibat cekcok. Berdua bersama teman dan kecelakaan saat backpacking. Jalan berempat sambil nyegat mobil lewat. Jalan berdua teman laki dikira honeymoon. Atau pun bersama teman ramai-ramai seru-seruan. Masa-masa itu nggak akan bisa saya ulang. Hanya mengendap di bilik memori. Dan saat merasakan kenangan yang menyeruak pun kadang hanya bisa memunculkan selarik senyum atau justru tangis.

Tapi percayalah, sejauh apapun kenangan itu dikejar, sekencang apapun berlari mengejar, rumah dan keluarga adalah tempat terakhir dan terbaik yang akan menyambutmu untuk satu kata bernama; pulang.

Hore!


Comments

Popular posts from this blog

Pengobatan Anak Alergi: Skin Prick Test dan Imunoterapi

Pengalaman Menginap di Bandara Ngurah Rai Bali

Makanan Khas Negara ASEAN Ini Jangan Sampai Kamu Lewatkan